Tasyakuran Warga Baru Undang Ki Manteb Soedarsono
SH Terate Pusat Madiun berencana menggelar acara wayangan semalam suntuk. Ini merupakan tradisi tahunan, kemasan acara tasyakuran warga baru SH Terate 1431 H. Dalang kondang Ki Manteb Soedarsono, sepakat memeriahkan acara tasyakuran. Panitia menjadwalkan, insya Allah pagelaran wayang kulit semalam suntuk itu dihelat di Padepokan SH Terate Pusat Madiun, 14 Januari 2010.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, jajaran pengurus pusat sudah membentuk panitia yang didaulat mandegani acara ini. “Lakonnya sedang kami cari. Disesuaikan dengan situasi kondisi mutahir saat ini,” ujar Ketua Umum SH Terate Pusat Madiun, H. Tarmadji Boedi Harsono,S.E.
Sebagai organisasi pelestari kebudayaan bangsa, lanjut Mas Madji, panggilan akrab ketua umum SH Terate Pusat Madiun, SH Terate terpanggil untuk tetap nguri-nguri dunia pakeliran alias wayang kulit. Itu pula yang mendasari setiap acara tasyakuran warga baru, SH Terate pasti menggelar wayangan. “Sambil tirakatan di padepokan, kita bisa mengambil pelajaran budi luhur dari dunia pawayangan itu,” lanjut Mas Madji.
Data di sekretariat SH Terate Pusat Madiun menyebut, tahun ini sebanyak 35 ribu warga baru disyahkan. Mereka adalah warga baru SH Terate hasil didikan 187 cabang SH Terate di seluruh Indonesia. Terbanyak masih didominasi cabang-cabang di Madiun dan sekitarnya.
Mas Madji berharap, bertambahnya warga baru ini, mampu memperkokoh tali persaudaraan dan pengembangan ajaran budi luhur di tengah-tengah masyarakat. Menggarisbawahi makna ajaran Setia Hati, ketua umum SH Terate Pusat Madiun meminta kepada Keluarga Besar SH Terate, khususnya warga baru, untuk kembali membaca dan mengamalkan wasiat yang dibacakan saat acara pengesahan.
Berikut wasita Ketua Umum SH Terate Pusat Madiun yang disampaikan dalam acara pengesahan warga baru 1431 H.
WASIAT KETUA UMUM SH TERATE PUSAT MADIUN
Saya Ketua Umum SH Terate Pusat Madiun, berwasiat :
Pertama:
Bahwa sesungguhnya hakekat hidup ini berkembang menurut kodrat iramanya masing-masing menuju kesempurnaan. Demikian pun kehidupan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, hendak menuju ke-keabdian kembali kepada Causa Prima, titik tolak segala sesuatu yang ada, melalui tingkat ke tingkat, namun tidak semua insan menyadari bahwa yang dikejar-kejar itu telah tersimpan menyelinap di lubuk hati sanubarinya.
Mengemban amanat priambol SH Terate alesnia pertama itu, saya berwasiat kepada Keluarga Besar SH Terate untuk terus berjuang membersihkan hati, sehingga Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa memberi cahaya kasih, sinar timbal balik, sebagai bekal berdharma untuk mengamalkan ajaran Setia Hati guna membentuk manusia berbudi luhur tahu benar dan salah, beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Kedua:
Bahwa Setia Hati sadar dan mangakui hakiki itu dan akan mengajak serta para warganya menyingkap tabir/tirai selubung hati nurani di mana Sang Mutiara Hidup Bertahta.
Menyadari makna hakiki kehidupan ini, maka saya mewajibkan kepada Keluarga Besar Setia Hati Terate untuk memeluk agama dan wajib menjalankan syariat agama yang diyakininya. Sebab, tabir/tirai selubung hati nurani di mana Sang Mutiara Hidup Bertahta, tidak akan tersingkap tanpa ridlo Allah, Tuhan Yang Maha Esa. Yakinlah, hanya Allah, Tuhan Yang Maha Esa yang Maha Tahu, siapa sesungguhnya Sang Mutiara Hidup Bertahta.
Ketiga:
Bahwa sesungguhnya roh organisasi SH Terate adalah persaudaraan. Karena itu saya berwasiat, sucikan roh organisasi ini dari kepentingan pribadi dan golongan. Jangan mencoba membawa SH Terate kemana-mana. Tapi SH Terate harus ada di mana-mana. Hindarkan nafsu adigang adigung adiguna. Peliharalah harkat dan martabat persaudaraan dengan dharma kemanusiaan serta
setiap saat berani tampil ke depan untuk memayu hayuning bawana.
Bahwa pencak silat adalah ilmu beladiri yang luhur. Warisan budaya adiluhung, berintikan seni olahraga yang mengandung unsur pembelaan diri untuk mempertahankan kebenaran, kehormatan, kedamian dan ketentraman. Karena itu saya berwasiat, pergunakan ilmu pencak silat untuk mempertebal kepercayaan kepada diri sendiri dan mengenal diri pribadi.
Saya mengharamkan kepada keluarga besar Setia Hati Terate memanfaatkan pencak silat untuk berbuat maksiat, membela kemungkaran serta berkelahi tanpa sebab prinsip yang sudah menyinggung harkat dan martabat kemanusiaan.
Komentar
Posting Komentar