Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus 13, 2023

Sejarah Perkembangan SH Terate

Pengantar : Sejarah perkembangan Persaudaraan Setia Hati Terate (selanjutnya hanya ditulis SH Terate) ini merupakan hasil investigasi dan olah data yang dilakukan oleh Andi Casiyem Sudin. Dia tercatat sebagai cantrik setia Kang Mas KRH.H. Tarmadji Boedi Harsono Adinagoro,SE, ketua umum SH Terate, pereode 1981-2014). Penulis juga tercatat sebagai mantan Pengurus SH Terate Pusat Madiun, di Departemen Humas, dalam beberapa pereode. Saat menyusun catatan sejarah ini, penulis masih aktif sebagai Redaktur Pelaksana dan Koordinator Liputan Jawa Pos, Radar Madiun. Sebelumnya dia tercatat sebagai wartawan Suara Karya,GM merangkap Pimred Lawu Pos dan sempat pula menjadi koresponden Majalah berbahasa Jawa, Panjebar Semangat.Mengawali kariernya sebagai penulis fiksi, Andi Casiyem Sudin akhirnya memilih berkarier sebagai wartawan setelah berkeluarga.Berapa karyanya sempat mewarnai khasanah sastra di Tanah Air, baik karya berbahasa Indonesia maupun Jawa. Catatan sejarah ini sudah dibukukan berta

Gempa Pacitan Terasa Banget di Wonogiri

Gempa bumi yang terjadi di 90 Km Barat Daya Pacitan, Jawa Timur, terasa banget hingga Purwantoro, Wonogiri. Getaran gempa membuat bangunan rumah di wilayah setempat bergetar cukup keras. Itu terjadi beberapa puluh menit lalu (19/8/23) pukul 01.29 WIB. BMKG menyebut, lokasi pusat gempa berada 90 Km Barat Daya Pacitan, Jawa Timur, dengan kekuatan Mag: 5.0. Tepatnya di 8.99 LS, 111.06 BT, dengan kedalaman 10 Km. Kerasnya getaran, sempat menjagakan sejumlah warga yang sudah tertidur lelap. Mereka buru buru keluar rumah, takut terjadi gempa susulan. Sejumlah warga berlari ke arah gardu simkamling untuk menabuh kentongan. Prediksi BMKG, gempa malam ini tidak berpotensi Tsunami. Namun, masyarakat diharap tetap waspada dan berhati-hati terhadap gempa dusulan.(acs)

Ngelmu Tangkai Kembang Terate

Gambar
Tangkai daun bunga terate jika dilihat sekilas, tampak tidak begitu kokoh, cenderung ramping, ringkih, lentur dan lembek. Akan tetapi dia bisa bertahan hidup di danau yang luas dan dalam. Bahkan, sekalipun air danau itu pasang, meluap akibat banjir, bunga terate tidak terseret arus apalagi tenggelam. Dia hanya bergeser dari tempatnya semula. Kenapa bunga terate bisa bertahan sekokoh itu dan tidak terseret arus? Jawabnya, karena tangkai bunga terate panjang, lentur dan fleksibel. Lebih penting lagi, karena tangkai bunga terate kosong, tidak bermuatan apa pun, kecuali udara. Demikian Kang Mas KRH.H. Tarmadji Boedi Harsono Adinagoro,SE, menjelaskan makna tersembunyi di balik keberadaan tangkai kembang terate. Mencermati misteri alam yang tersembunyi pada bunga terate, jelas Mas Madji, kita bisa mengambil pelajaran, jika eksistensi dan keberadaan diri kita ingin utuh, kokoh dan tidak terseret kemana-mana serta tidak tenggelam dalam arus persaingan global, maka tirulah sifat tangkai bu

Tirakat Batin, Ngurang-Ngurangi dan Tapa Ngrame

Sejatinya Kang Mas KRH.H. Tarmadji Boedi Harsono Adinagoro,SE, ahli tirakat (tapa brata) . Namun pandai memformat lakunya itu hingga jarang diketahui orang lain. Bahkan orang-orang dekatnya banyak yang tidak tahu, manakala beliau tengah tirakat. ”Urip iku sejatine tirakat, nDik. Awakmu kudu pinter, ojo landep dengkul, ojo biyakyakan (Hidup itu sejatinya proses tirakat. Kamu harus pandai mengendalikan diri, mengevaluasi diri), ” jawabnya saat penulis menanyakan pandangan beliau soal laku tirakat. “Nek awakmu kepengin tirakat, tirakat batin. Balapan resik-resikan ati (Kalau kamu ingin tirakat, jalankan tirakat batin. Berlomba membersihkan hati). Dan itu bisa dilakukan kapan saja, sepanjang hidupmu,” katanya. Maksud tirakat batin, menurut Mas Madji, adalah bagaimana bisa mengkondisikan batin kita pada posisi nol, balant. Kosong tapi isi. Kosong dari segala lintasan permikiran terhadap segala bentuk perwujudan, kecuali wujud Allah. Bentuk laku yang paling sederhana adalah mengkondisik

Ngelmu Mangan Gak Enak

“Golek warung sing gak enak,nDik! (Cari warung makan yang tidak enak, nDik)” Permintaan itu hampir dipastikan akan disampaikan Kang Mas KRH.H. Termadji Boedi Harsono Adinagoro,SE, setiap kali melakukan perjalanan berdua, bareng penulis, ke luar kota. “Awakmu kesel to? Luwe pisan. Golek warung sing gak enak. Nek ruh yo sing paling gak enak! (Kamu capek to? Lapar pula. Cari warung makan yang tidak enak. Kalau kamu tahu, warung yang paling tidak enak di kota ini!” Awalnya, saya pribadi menganggap permintaan Mas Madji itu hanya guyonan (seloroh), untuk menghilangkan kepenatan setelah melakukan perjalanan cukup jauh. Namun, melihat kesungguhan kalimat beliau, saya pun akhinya yakin, permintaan tersebut serius. Jika kota tersebut pernah kami singgahi, saya langsung melambatkan kendaraan dan berbelok ke arah lokasi daerah kumuh di kota setempat. Pasalnya, mencari warung dengan cita rasa khas alias tidak enak, paling gampang dijumpai di daerah kumuh pinggiran kota. Kalau tidak disitu, ya

Jangan Bawa Politik ke Padepokan

“Kita berdarma di SH Terate tanpa pamrih. Maka SH Terate harus kita jaga. Jangan sampai kita punya pamrih jadi ketua agar jadi DPR RI. Kalau saya jadi ketua DPRD bukan karena dulu berdarma di SH Terate karena pamrih ingin jadi Ketua DPRD. Tapi, barangkali karena ketua umum SH Terate dipandang masyarakat baik, ya saya dipilih jadi ketua. Tapi saya tidak pernah minta tolong pada Kadang SH Terate untuk menjadikan saya sebagai ketua DPRD.” Wasiat tersebut disampaikan Kang Mas KRH.H.Tarmadji Boedi Harsono Adinagoro,SE, pada acara refresing Warga Tingkat II, tepatnya di akhir kehidupan beliau, tahun 2015. Perlu diperjelas, Mas Madji pernah menjabat sebagai ketua DPRD Kota Madiun, periode 2004 – 2009. Penulis menjadi saksi hidup perjalanan beliau saat dipilih menjadi ketua dewan setempat. Ungkapan Mas Madji, “Saya tidak pernah minta tolong pada Kadang SH Terate untuk menjadikan saya sebagai ketua DPRD,” sebagaimana lead berita di atas benar adanya. Saat itu, penulis masih bekerja aktif seb