Rakernas SH Terate, Sukses dan Bersaudara
SH Terate punya gawe besar. Ujudnya, rapat kerja nasional (Rakernas). Ketua Umum SH Terate, H. Tarmadji Boedi Harsono,SE mengatakan, jadwal Rakernas tanggal 16 – 17 Oktober 2009. Lokasinya di Padepokan SH Terate Jl. Merak Nambangan Kidul Kota Madiun. Thema central yang diusung “ Kembali ke Jaridiri.
“Gayeng dan penuh keakraban. Kesan itu menyeruak, selama berlangsung Rekernas SH Terate 2009. Sebanyak 147 ketua cabang seantero Indonesia hadir. Lagi, meski yang diundang jadi peserta hanya ketua cabang, terbukti, pengurus inti cabang ikut hadir mendukung suksesnya perhelatan akbar ini.
Persiapan hajat tingkat nasional SH Terate ini pun sudah dipersiapkan sejak September awal. Bahkan, sejak Ramadhan kemarin, panitia penyelenggara beberapa kali menggelar rapat di Padepokan. Ketua Panitia Rakernas didelegasikan kepada Drs.. Moerdjoko,HW.
Mas Madji, demikian panggilan akrab ketua SH Terate Pusat Madiun, mengatakan, thema sentral yang bakal diusung dalam Rakernas SH Terate tahun ini adalah “Kembali ke Jatidiri.”
Tema ini dikedepankan dengan target mempertajam pemahaman rasa handarbeni terhadap organisasi tercinta. Sebab, Mas Madji menengarai, sedikit banyak sudah terjadi pergeseran nilai ajaran dari pokok ajaran murni SH Terate. Kenapa ini terjadi, akses global dan dimensi keduniawian menjadi penyebab utama.
Ambil contoh konkret, bias politik yang mewarnai langkah sejumlah warga SH Terate yang kebetulan ikut berasaing dalam pemilihan kepala daerah (Bilbup atau Pilwalkot). Juga sejumlah kadang SH Terate yang ikut bersaing menggalah kursi legislative. “Tanpa sadar, mereka membawa bendera SH Terate ke kancah politik. Saya tidak mengatakan, orang SH Terate itu tidak boleh berpolitik. Silakan warga SH Terate terjun ke dunia politik sesuai dengan hati nuraninya. Sesuai dengan pilihannya. Tapi, tolong jangan membawa organisasi ke kancah politik. Oknum warganya boleh berpolitik, tapi SH Terate harus tetap netral. Tidak ngeblok sana tidak ngeblok sini,” katanya.
Pengamatan Terate, percaturan politik dan bursa caleg di wilayah Madiun dan sekitarnya, sebagai missal. Tingginya basis massa SH Terate di wilayah Madiun, tak bisa dipungkiri merupakan tambang emas bagi partai politik peserta pemilu. Alasannya cukup sederhana, massa SH Terate merupakan basis massa militant dan relative fanatic. Makanya, jika diibaratkan tambang, basis massa SH Terate serupa barang jadi, yang tidak lagi perlu bersusah payah untuk memformat ulang. Gampangnya omong, tinggal membuat kemasan yang cantik dan proporsional, jadilah.
Barisan semut ireng atau wong njero (orang dalam) adalah julukan paling popular, menyebut massa SH Terate di kancah politik. Tak jelas, siapa pertama kali meluncurkan istilah ini. Tapi masyarakat Madiun, dengan ringan menyebut kata ini. Bahkan sempat muncul pameo, caleg yang dirubung semut ireng, hampir dipastikan jadi.
Benar, parpol pun paham banget soal ini. Wajar, jika parpol berlomba menggandeng tokoh SH Terate menjadi kandidat. Fakta berbicara, hampir 60 persen caleg yang ikut berlaga memperebutkan kursi wakil rakyat di daerah ini berasal dari SH Terate. Dampaknya, disadari atau tidak, mereka bersaing antar saudara. Dan, jika sudah masuk pada ranah ini, tentu, strategi utama yang dikedepankan adalah, pokok bisa rekrut massa sebanyak-banyak, peroleh suara tinggi dan jadi.
Tak perlu pakar, masyarakat awam pun paham banget, dampak negative yang muncul akibat persaingan antarsaudara ini.”Yang tidak mereka sadari, secara kasat mata sesungguhnya para caleg yang berasal dari SH Terate itu berlaga dengan saudara sendiri. Dampaknya, sampyuh. Karena mereka sudah amping-amping pepacuh,” ungkap Drs. Arief Soerjono, ketua SH Terate DKP Madiun.
Benar, data acak yang berhasil dikumpulkan Terate menyebut, banyak saudara kita yang bersaing sebagai caleg dalam pemilu silam, gagal meraih kursi. Padalah, hitungan politis, mereka seharusnya jadi. Selain untuk takaran senioritas, terbilang cukup, citra eksistensinya pun bagus.
Ajaran Budi Luhur
Kembali ke jatidiri ajaran Setia Hati yang dijadikan tema Rakernas, lanjut Mas Madji, adalah kembali ke tujuan utama SH Terate. Yakni, mencetak manusia berbudi luhur tahu benar dan salah, bertakwa dan beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, dalam jalinan persaudaraan kekal abadi.
Persaudaraan dalam konteks ajaran SH Terate adalah persaudaraan utuh yang tidak memandang siapa aku siapa kamu, persaudaraan yang terlepas dari hegomoni kedamaian (drajat, pangkat, martabat), berdiri sama tinggi, duduk sama rendah, persaudaraan yang diletarbelakangi saling sayang menyayangi, hormat menghormati dan saling bertanggungjawab.
Kontek kembali ke jati diri ajaran SH Terate ini, juga sesuai dengan amanat mukadimah SH Terate, yakni akan mengajak serta para warganya menyingkap tirai selubung di mana Sang Mutiara Hidup bertahta. Pembahasan lebih detil soal petuah Keua Umum SH Terate dalam konteks ini, silakan akses ke portal petuah ketua umum SH Terate di www.shteratecantrik.blogspot.com
Dari hasil rapat panitia, Rakernas yang akan digelar selama dua hari ini, hanya kan mengundang Ketua Cabang SH Terate seluruh Indonesia. Dan, tidak boleh diwakili. Acuannya, ketua cabang adalah kepanjangan tangan pusat. Mereka pula nanti yang berkewajiban mensosialisasikan hasil dari Rakernas SH Terate.
Mas Madji, meminta kepada seluruh cabang SH Terate di Indonesia mempersiapkan diri. Minimal, ikut memberi masukan, apa yang bisa disampaikan dalam Rakernas. Muaranya, demi peningkatan kualitas dan jati diri SH Terate.
Sebagaimana bidang garapan SH Terate, rakernas juga akan dibagi menjadi dua sesi. Sesi pengembangan organisasi dan idealisme. Pengurus pusat sudah menggodok bahan referensi yang dilempar dalam Rakernas. Karena sifatnya baru bahan, tentunya butuh penggodokan dan penyempurnaan. Tugas Ketua Cabang SH Terate nanti adalah menyempurnakan bahan yang sudah dipersiapkan pengurus pusat.
Ajang Kangen-Kangenan
Lalu bagaimana tanggapan cabang? Rata-rata mereka menyambut hangat. Banyak pula yang mengaku sudah menunggu momen seperti ini. Bahkan, ketua cabang lebih suka menyebutnya sebagai ajang silaturahmi.” Di Madiun kita bisa ketemu sedulur. Kangen-kangenan. Sudah lama saya merindukan kesempatan seperti ini,” ungkap Yahmin Nuryadi, tokoh SH Terate yang kini bermukim di P. Borneo.
Maklum, acara temu kadang dengan skala nasional, saban tahun memang bisa dihitung dengan jari. Wajar jika ketua cabang, menyambut Rakernas dengan antusias. Pengamatan Terate, jalannya Rakernas SH Terate 2009 yang digelar di Padepokan Sh Terate dan diikuti oleh sekitar 196 ketua cabang ini bakal gayeng.
Dari SH Terate Cabang Pemalang, Taufik Rochim, setali tiga uang. Dia menilai, thema sentral yang diusung pengurus pusat dalam Rakernas kali ini sudah tepat. Acuannya, SH Terate mau tidak mau kini harus mengahadpi era persaingan pasar bebas. Konsep antisipasi terhadap akses persaingan global itu, musti segera digarap dengan serius. “Kalau kita lengah, benar, SH Terate bisa terpecah jadi berkeping-keping. Pemilu kemarin, saya yang di daerah saja sudah pusing. Apalahi yang di pusat dengan jumlah massa cukup besar.Pokoknya kita harus tetap ces, sedulur,” katanya.
Akhirnya, semoga perhelatan ini membuahkan mufakat yang di kemudian hari bisa bermanfaat bagi perkembangan SH Terate. Selamat bermusyawarah. Di luar, jutaan saudara menunggu setia hasilnya.(terate)
“Gayeng dan penuh keakraban. Kesan itu menyeruak, selama berlangsung Rekernas SH Terate 2009. Sebanyak 147 ketua cabang seantero Indonesia hadir. Lagi, meski yang diundang jadi peserta hanya ketua cabang, terbukti, pengurus inti cabang ikut hadir mendukung suksesnya perhelatan akbar ini.
Persiapan hajat tingkat nasional SH Terate ini pun sudah dipersiapkan sejak September awal. Bahkan, sejak Ramadhan kemarin, panitia penyelenggara beberapa kali menggelar rapat di Padepokan. Ketua Panitia Rakernas didelegasikan kepada Drs.. Moerdjoko,HW.
Mas Madji, demikian panggilan akrab ketua SH Terate Pusat Madiun, mengatakan, thema sentral yang bakal diusung dalam Rakernas SH Terate tahun ini adalah “Kembali ke Jatidiri.”
Tema ini dikedepankan dengan target mempertajam pemahaman rasa handarbeni terhadap organisasi tercinta. Sebab, Mas Madji menengarai, sedikit banyak sudah terjadi pergeseran nilai ajaran dari pokok ajaran murni SH Terate. Kenapa ini terjadi, akses global dan dimensi keduniawian menjadi penyebab utama.
Ambil contoh konkret, bias politik yang mewarnai langkah sejumlah warga SH Terate yang kebetulan ikut berasaing dalam pemilihan kepala daerah (Bilbup atau Pilwalkot). Juga sejumlah kadang SH Terate yang ikut bersaing menggalah kursi legislative. “Tanpa sadar, mereka membawa bendera SH Terate ke kancah politik. Saya tidak mengatakan, orang SH Terate itu tidak boleh berpolitik. Silakan warga SH Terate terjun ke dunia politik sesuai dengan hati nuraninya. Sesuai dengan pilihannya. Tapi, tolong jangan membawa organisasi ke kancah politik. Oknum warganya boleh berpolitik, tapi SH Terate harus tetap netral. Tidak ngeblok sana tidak ngeblok sini,” katanya.
Pengamatan Terate, percaturan politik dan bursa caleg di wilayah Madiun dan sekitarnya, sebagai missal. Tingginya basis massa SH Terate di wilayah Madiun, tak bisa dipungkiri merupakan tambang emas bagi partai politik peserta pemilu. Alasannya cukup sederhana, massa SH Terate merupakan basis massa militant dan relative fanatic. Makanya, jika diibaratkan tambang, basis massa SH Terate serupa barang jadi, yang tidak lagi perlu bersusah payah untuk memformat ulang. Gampangnya omong, tinggal membuat kemasan yang cantik dan proporsional, jadilah.
Barisan semut ireng atau wong njero (orang dalam) adalah julukan paling popular, menyebut massa SH Terate di kancah politik. Tak jelas, siapa pertama kali meluncurkan istilah ini. Tapi masyarakat Madiun, dengan ringan menyebut kata ini. Bahkan sempat muncul pameo, caleg yang dirubung semut ireng, hampir dipastikan jadi.
Benar, parpol pun paham banget soal ini. Wajar, jika parpol berlomba menggandeng tokoh SH Terate menjadi kandidat. Fakta berbicara, hampir 60 persen caleg yang ikut berlaga memperebutkan kursi wakil rakyat di daerah ini berasal dari SH Terate. Dampaknya, disadari atau tidak, mereka bersaing antar saudara. Dan, jika sudah masuk pada ranah ini, tentu, strategi utama yang dikedepankan adalah, pokok bisa rekrut massa sebanyak-banyak, peroleh suara tinggi dan jadi.
Tak perlu pakar, masyarakat awam pun paham banget, dampak negative yang muncul akibat persaingan antarsaudara ini.”Yang tidak mereka sadari, secara kasat mata sesungguhnya para caleg yang berasal dari SH Terate itu berlaga dengan saudara sendiri. Dampaknya, sampyuh. Karena mereka sudah amping-amping pepacuh,” ungkap Drs. Arief Soerjono, ketua SH Terate DKP Madiun.
Benar, data acak yang berhasil dikumpulkan Terate menyebut, banyak saudara kita yang bersaing sebagai caleg dalam pemilu silam, gagal meraih kursi. Padalah, hitungan politis, mereka seharusnya jadi. Selain untuk takaran senioritas, terbilang cukup, citra eksistensinya pun bagus.
Ajaran Budi Luhur
Kembali ke jatidiri ajaran Setia Hati yang dijadikan tema Rakernas, lanjut Mas Madji, adalah kembali ke tujuan utama SH Terate. Yakni, mencetak manusia berbudi luhur tahu benar dan salah, bertakwa dan beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, dalam jalinan persaudaraan kekal abadi.
Persaudaraan dalam konteks ajaran SH Terate adalah persaudaraan utuh yang tidak memandang siapa aku siapa kamu, persaudaraan yang terlepas dari hegomoni kedamaian (drajat, pangkat, martabat), berdiri sama tinggi, duduk sama rendah, persaudaraan yang diletarbelakangi saling sayang menyayangi, hormat menghormati dan saling bertanggungjawab.
Kontek kembali ke jati diri ajaran SH Terate ini, juga sesuai dengan amanat mukadimah SH Terate, yakni akan mengajak serta para warganya menyingkap tirai selubung di mana Sang Mutiara Hidup bertahta. Pembahasan lebih detil soal petuah Keua Umum SH Terate dalam konteks ini, silakan akses ke portal petuah ketua umum SH Terate di www.shteratecantrik.blogspot.com
Dari hasil rapat panitia, Rakernas yang akan digelar selama dua hari ini, hanya kan mengundang Ketua Cabang SH Terate seluruh Indonesia. Dan, tidak boleh diwakili. Acuannya, ketua cabang adalah kepanjangan tangan pusat. Mereka pula nanti yang berkewajiban mensosialisasikan hasil dari Rakernas SH Terate.
Mas Madji, meminta kepada seluruh cabang SH Terate di Indonesia mempersiapkan diri. Minimal, ikut memberi masukan, apa yang bisa disampaikan dalam Rakernas. Muaranya, demi peningkatan kualitas dan jati diri SH Terate.
Sebagaimana bidang garapan SH Terate, rakernas juga akan dibagi menjadi dua sesi. Sesi pengembangan organisasi dan idealisme. Pengurus pusat sudah menggodok bahan referensi yang dilempar dalam Rakernas. Karena sifatnya baru bahan, tentunya butuh penggodokan dan penyempurnaan. Tugas Ketua Cabang SH Terate nanti adalah menyempurnakan bahan yang sudah dipersiapkan pengurus pusat.
Ajang Kangen-Kangenan
Lalu bagaimana tanggapan cabang? Rata-rata mereka menyambut hangat. Banyak pula yang mengaku sudah menunggu momen seperti ini. Bahkan, ketua cabang lebih suka menyebutnya sebagai ajang silaturahmi.” Di Madiun kita bisa ketemu sedulur. Kangen-kangenan. Sudah lama saya merindukan kesempatan seperti ini,” ungkap Yahmin Nuryadi, tokoh SH Terate yang kini bermukim di P. Borneo.
Maklum, acara temu kadang dengan skala nasional, saban tahun memang bisa dihitung dengan jari. Wajar jika ketua cabang, menyambut Rakernas dengan antusias. Pengamatan Terate, jalannya Rakernas SH Terate 2009 yang digelar di Padepokan Sh Terate dan diikuti oleh sekitar 196 ketua cabang ini bakal gayeng.
Dari SH Terate Cabang Pemalang, Taufik Rochim, setali tiga uang. Dia menilai, thema sentral yang diusung pengurus pusat dalam Rakernas kali ini sudah tepat. Acuannya, SH Terate mau tidak mau kini harus mengahadpi era persaingan pasar bebas. Konsep antisipasi terhadap akses persaingan global itu, musti segera digarap dengan serius. “Kalau kita lengah, benar, SH Terate bisa terpecah jadi berkeping-keping. Pemilu kemarin, saya yang di daerah saja sudah pusing. Apalahi yang di pusat dengan jumlah massa cukup besar.Pokoknya kita harus tetap ces, sedulur,” katanya.
Akhirnya, semoga perhelatan ini membuahkan mufakat yang di kemudian hari bisa bermanfaat bagi perkembangan SH Terate. Selamat bermusyawarah. Di luar, jutaan saudara menunggu setia hasilnya.(terate)
Komentar
Posting Komentar