Kenali Dirimu Lewat Pencak Silat
Kenali Dirimu Lewat Pencak Silat
(Telaah Mukadimah SH Terate –Bag 8)
Pencak silat bukanlah tujuan utama SH Terate. Pencak silat hanya ditempatkan pada tataran paling dasar. Kupasan tentang makna Pencak Silat dan filosofi apa yang terkandung di dalamnya, telah kami paparkan terdahulu. Silakan baca kembali ulasan kami tentang Pencak Silat di link : www.shteratecantrik.blogspot.com.
Melanjutkan telaah Mukadimah SH Terate alinea keempat, kali ini penulis hadirkan kupasaan kalimat ke delapan (8) alinea keempat. Semoga bermanfaat. (andi casiyem sudin).
8. Alinea keempat Mukadimah SH Terate kalimat kedelapan berbunyi, (8) “Oleh karena itu Pencak Silat hanyalah suatu syarat untuk mempertebal kepercayaan kepada diri sendiri dan mengenal diri pribadi”.
Pencak silat adalah senjata tak terlihat, tapi memiliki kekuatan dahsyat. Tidak terlihat karena tempatnya menyatu dengan raga, nalar, cipta dan rasa.Sebagai sebuah senjata, jelas pencak silat memiliki daya tangkal pun daya serang. Kata lain, satu sisi pencak silat bisa jadi benteng pertahanan dalam upaya penyelamatan diri, di lain sisi memiliki daya serang cukup efektif. Di tangan orang yang bijak, pencak silat bisa bermanfaat untuk melindungi sesama, bisa menjadi daya dukung dalam upaya andil mamayu hayuning bawana. Tapi di tangan orang-orang yang fasik, jahat dan mungkar, bisa jadi alat perusak dan senjata pembunuh yang keji.
Itulah salah satu alasan, kenapa SH Terate, tidak menempatkan ajaran pencak silat dalam tataran utama, akan tetapi justru menempatkannya sebagai media mempertebal kepercayaan kepada diri sendiri. Disamping hal tersebut, papar Kang Mas Soetomo Mangkoedjojo dan Kang Mas Darsono, pencak silat, karena kebaradaannya yang mampu merangkum dan menyelaraskan daya gerak, nalar, cipta dan rasa, maka bisa dijadikan media mempermudah mengenal diri pribadi. Misalnya, kandungan makna dalam ‘berdiri alif’, pembukaan/salut, dan lain sebagainya. Semua mengandung arti penyadaran diri terhadap pribadinya diikuti dengan pengertian pencak silat yang bernilai sebagai senjata pembelaan diri yang hanya bisa sukses bila digunakan oleh pihak yang benar.
Ini terbukti , bahwa tidak menjadi jaminan mereka yang lebih lanjut tingkat pelajarannya dan menguasai teknik permainan yang tinggi mesti menang, dengan mereka yang dibawahnya. Terutama dalam perkelahian yang sungguh sungguh kepandaian pensak silat itu tidak menjadi jaminan untk menentukan kemenangan. Maka dilarang sombong.
Jadi teori-teori/jurus-jurus bisa bernilai bila digunakan secara benar atau digunakan oleh pihak yang benar. Demikian pula perjalanan hidup, bila ingin sukses herus menerapkan hidupnya itu atas kebenaran. Siapa yang merasa menderita dalam hidupnya harus berani mengakui atas kesalahan yang diperbuatnya; dalam hal ini tidak bisa diingkari dengan kepandaian otak atau berputarnya lidah. Jadi siapa yang kena/ menderita berarti salah. Maka tepat betul semboyan atau wasiat SH “Berani karena benar dan takut karena salah”.
Kang Mas KRH. H. Tarmadji Boedi Harsono Adinagoro,SE, lebih gamblang lagi menjelaskan, SH Terate memang mengajarkan beladiri. Tapi SH Terate adalah kumpulan orang-orang yang mempunyai platform yang sama, yaitu paseduluran. Bergeraknya di dunia pencak silat. Karena itu, syarate dadi wong SH Terate kudu latihan disik (Syarat jadi orang SH Terate harus berlatih pencak dulu). Nek ora bisa (Jika tidak bisa latihan), karena phisiknya (aturan ini hanya khsusus diberlakukan pada warga yang menderita cacat fisik atau penyandang disabilitas), sing murakabi SH Terate (Kalau ada orang tidak bisa latihan dengan sempurna karena catat phisik, misalnya) orang itu disuruh melihat pelatih main senam, jurus, pasangan. Kalau sudah paham betul, bisa disyahkan. Kalau dia tetap tidak mampu memperagakan gerak, karena kendala phisik, kalau memang jiwanya sudah betul-betul tresno (cinta) marang Setia Hati, dia berhak disyahkan. Terus pencak silatnya bagaimana? Tetap kita uri-uri, kita pertahankan dan kita tingkatkan. Mulai sekarang, saatnya pesilat SH Terate tampil tidak hanya di daerahnya, tapi seluruh negeri, seluruh dunia.
Pencak silat bisa dimanfaatkan sebagai media untuk menumbuhkan kepercayaan diri. Contoh, pada tahap awal seseorang belajar pencak silat, sikapnya pasti ragu-ragu, takut, khawatir dan migrang-migring (kurang percaya diri). Menghadapi tendangan atau pukulan ringan saja, wajahnya sudah pucat. Akan tetapi, searah dengan berjalannya waktu, setelah dia rajin latihan, mengulang ulang gerakan tangkisan maupun elakan serta mempraktikkannya dengan benar, sedikit demi sedikit sikapnya akan berubah jadi tatag, kendel (pemberani), yakin dan penuh percaya diri. Karena apa, jiwanya telah terformat sugesti dan keyakinan, bahwa sesungguhnya tandangan maupun pukulan, bukan sebuah ancaman, karena terbukti serangan itu bisa ditangkis maupun dielakkan. Dan kemampuan untuk menangkis serangan itu sudah dikuasainya.
Pencak silat bisa digunakan sebagai media mengenal diri pribadi. Contoh, unsur yang terkandung di dalam pencak silat bukan hanya oleh raga beladiri, tapi juga seni dan kerokhanian. Seni itu indah, didalamnyajuga terkandung filsafat kehidupan, filsafat keluhuran budi. Dengan kandungan ini, tentunya pencak silat bisa dijadikan sebagai alat pendukung semangat dan instropeksi diri.Selain itu, pencak silat juga mengandung unsur kerkhanian. Di SH Terate, dikenal sebagai ke-SH-an. Ilmu yakin. Terminolgi untuk mengenal diri pribadi, mengenal orang lain, mengenal alam, dan mengenal Tuhan.(Barang siapa mengenal dirinya, maka ia akan mengenal Tuhannya)
Mas Madji lebih jauh memaparkan, sekalipun mengajarkan pencak silat kenapa SH Terate bukan paguron? Sejak awal kita dikenalkan paseduluran. Di badge kita saja, di situ tertulis Persaudaraan SH Terate. Tidak ada perguruan pencak silat SH Terate. Itu sudah jadi komitmen dari lahir. Ki Hajar Oetomo, dulu dijuluki anak didiknya, Ki Hajar. Hajar itu sama dengan pendidik.
Mengapa melalui pendak silat? Pencak silat merupakan pelajaran baik jasmani maupun rokhani. Pencak silat dipilih sebagai wadah berkumpul, di samping pencak silat itu merupakan benteng untuk menjaga paseduluran.
Jadi jangan dibalik. Pencak silat jadi platform, paseduluran belakangan. Tidak begitu. Kalau begitu, akan buyar pasedulurane ( akan hancur persaudaraannya)
Wong paseduluran apik (persaudaraan itu baik), ning masyarakat jadi panutan (di masyarakat jadi teladan) yang baik, tujuan jelas baik. Gak perlu digembor-gemborkan. Ilmunya sangat sederhana, bergerak melalui pencak silat. Di pencak silat dididik orang itu berbudi luhur sampai ikut memayu hayuning bawana. Ini jangan jadi omongan, jangan jadi slogan saja tapi kita amalkan. Rentetan terakhir sik diawer-aweri (masih dibentengi) falsafah SH Terate.
Manusia bisa dihancurkan, manusia bisa dimatikan, akan tetapi manusia tidak akan bisa dikalahkan, selama manusia itu setia pada hatinya. Itu, falsafah SH Terate. Falsafah itu mengajak kita ini ibaratnya tak kenal menyerah. Menyerah kamusnya tidak ada. Masalah yang ada di dunia itu adalah kekasih yang paling setia. Itu hanya tantangan. Ora usah rebut bener (jangan berdebat tentang kebenaran), tapi kita memahami betul kebenaran. Kebenaran sendiri apa kebenaran umum yang kita anut. Kebenaran SH Terate tapi diakui umum.
Perlu dijelaskan lebih detil, mengapa Mas Madji lebih menekankan memakai kebenaran SH Terate tapi yang diakui umum, karena referensi dasar kebenaran Setia Hati, adalah kebenaran hakiki, kebenaran yang maujud di muka bumi berdasarkan firman. Bukan kebenaran hasil bentukan dan pemahaman sosiokultural. Bukan pula kebenaran yang lahir sebagai dampak dari situasi multi kondisi karena sifat kebenaran yang demikian itu hanya sementara, dan juga diakui sebagai kebenaran untuk sementara waktu. Tapi sekali lagi, kebenaran yang dianut SH Terate adalah kebenaran hakiki dari Allah Tuhan Yang Mahaesa. Kebenaran sejati nan abadi.(andi casiyem sudin-bersambung)
Ikuti telaah Mukadimah SH Terate klik : www.shteratecantrik.blogspot.com
Donasi Operasional Blog shteratecantrik.blogspot.com
Kirimkan donasi Anda ke
BNI Rek No 164 0744 137
(Telaah Mukadimah SH Terate –Bag 8)
Pencak silat bukanlah tujuan utama SH Terate. Pencak silat hanya ditempatkan pada tataran paling dasar. Kupasan tentang makna Pencak Silat dan filosofi apa yang terkandung di dalamnya, telah kami paparkan terdahulu. Silakan baca kembali ulasan kami tentang Pencak Silat di link : www.shteratecantrik.blogspot.com.
Melanjutkan telaah Mukadimah SH Terate alinea keempat, kali ini penulis hadirkan kupasaan kalimat ke delapan (8) alinea keempat. Semoga bermanfaat. (andi casiyem sudin).
8. Alinea keempat Mukadimah SH Terate kalimat kedelapan berbunyi, (8) “Oleh karena itu Pencak Silat hanyalah suatu syarat untuk mempertebal kepercayaan kepada diri sendiri dan mengenal diri pribadi”.
Pencak silat adalah senjata tak terlihat, tapi memiliki kekuatan dahsyat. Tidak terlihat karena tempatnya menyatu dengan raga, nalar, cipta dan rasa.Sebagai sebuah senjata, jelas pencak silat memiliki daya tangkal pun daya serang. Kata lain, satu sisi pencak silat bisa jadi benteng pertahanan dalam upaya penyelamatan diri, di lain sisi memiliki daya serang cukup efektif. Di tangan orang yang bijak, pencak silat bisa bermanfaat untuk melindungi sesama, bisa menjadi daya dukung dalam upaya andil mamayu hayuning bawana. Tapi di tangan orang-orang yang fasik, jahat dan mungkar, bisa jadi alat perusak dan senjata pembunuh yang keji.
Itulah salah satu alasan, kenapa SH Terate, tidak menempatkan ajaran pencak silat dalam tataran utama, akan tetapi justru menempatkannya sebagai media mempertebal kepercayaan kepada diri sendiri. Disamping hal tersebut, papar Kang Mas Soetomo Mangkoedjojo dan Kang Mas Darsono, pencak silat, karena kebaradaannya yang mampu merangkum dan menyelaraskan daya gerak, nalar, cipta dan rasa, maka bisa dijadikan media mempermudah mengenal diri pribadi. Misalnya, kandungan makna dalam ‘berdiri alif’, pembukaan/salut, dan lain sebagainya. Semua mengandung arti penyadaran diri terhadap pribadinya diikuti dengan pengertian pencak silat yang bernilai sebagai senjata pembelaan diri yang hanya bisa sukses bila digunakan oleh pihak yang benar.
Ini terbukti , bahwa tidak menjadi jaminan mereka yang lebih lanjut tingkat pelajarannya dan menguasai teknik permainan yang tinggi mesti menang, dengan mereka yang dibawahnya. Terutama dalam perkelahian yang sungguh sungguh kepandaian pensak silat itu tidak menjadi jaminan untk menentukan kemenangan. Maka dilarang sombong.
Jadi teori-teori/jurus-jurus bisa bernilai bila digunakan secara benar atau digunakan oleh pihak yang benar. Demikian pula perjalanan hidup, bila ingin sukses herus menerapkan hidupnya itu atas kebenaran. Siapa yang merasa menderita dalam hidupnya harus berani mengakui atas kesalahan yang diperbuatnya; dalam hal ini tidak bisa diingkari dengan kepandaian otak atau berputarnya lidah. Jadi siapa yang kena/ menderita berarti salah. Maka tepat betul semboyan atau wasiat SH “Berani karena benar dan takut karena salah”.
Kang Mas KRH. H. Tarmadji Boedi Harsono Adinagoro,SE, lebih gamblang lagi menjelaskan, SH Terate memang mengajarkan beladiri. Tapi SH Terate adalah kumpulan orang-orang yang mempunyai platform yang sama, yaitu paseduluran. Bergeraknya di dunia pencak silat. Karena itu, syarate dadi wong SH Terate kudu latihan disik (Syarat jadi orang SH Terate harus berlatih pencak dulu). Nek ora bisa (Jika tidak bisa latihan), karena phisiknya (aturan ini hanya khsusus diberlakukan pada warga yang menderita cacat fisik atau penyandang disabilitas), sing murakabi SH Terate (Kalau ada orang tidak bisa latihan dengan sempurna karena catat phisik, misalnya) orang itu disuruh melihat pelatih main senam, jurus, pasangan. Kalau sudah paham betul, bisa disyahkan. Kalau dia tetap tidak mampu memperagakan gerak, karena kendala phisik, kalau memang jiwanya sudah betul-betul tresno (cinta) marang Setia Hati, dia berhak disyahkan. Terus pencak silatnya bagaimana? Tetap kita uri-uri, kita pertahankan dan kita tingkatkan. Mulai sekarang, saatnya pesilat SH Terate tampil tidak hanya di daerahnya, tapi seluruh negeri, seluruh dunia.
Pencak silat bisa dimanfaatkan sebagai media untuk menumbuhkan kepercayaan diri. Contoh, pada tahap awal seseorang belajar pencak silat, sikapnya pasti ragu-ragu, takut, khawatir dan migrang-migring (kurang percaya diri). Menghadapi tendangan atau pukulan ringan saja, wajahnya sudah pucat. Akan tetapi, searah dengan berjalannya waktu, setelah dia rajin latihan, mengulang ulang gerakan tangkisan maupun elakan serta mempraktikkannya dengan benar, sedikit demi sedikit sikapnya akan berubah jadi tatag, kendel (pemberani), yakin dan penuh percaya diri. Karena apa, jiwanya telah terformat sugesti dan keyakinan, bahwa sesungguhnya tandangan maupun pukulan, bukan sebuah ancaman, karena terbukti serangan itu bisa ditangkis maupun dielakkan. Dan kemampuan untuk menangkis serangan itu sudah dikuasainya.
Pencak silat bisa digunakan sebagai media mengenal diri pribadi. Contoh, unsur yang terkandung di dalam pencak silat bukan hanya oleh raga beladiri, tapi juga seni dan kerokhanian. Seni itu indah, didalamnyajuga terkandung filsafat kehidupan, filsafat keluhuran budi. Dengan kandungan ini, tentunya pencak silat bisa dijadikan sebagai alat pendukung semangat dan instropeksi diri.Selain itu, pencak silat juga mengandung unsur kerkhanian. Di SH Terate, dikenal sebagai ke-SH-an. Ilmu yakin. Terminolgi untuk mengenal diri pribadi, mengenal orang lain, mengenal alam, dan mengenal Tuhan.(Barang siapa mengenal dirinya, maka ia akan mengenal Tuhannya)
Mas Madji lebih jauh memaparkan, sekalipun mengajarkan pencak silat kenapa SH Terate bukan paguron? Sejak awal kita dikenalkan paseduluran. Di badge kita saja, di situ tertulis Persaudaraan SH Terate. Tidak ada perguruan pencak silat SH Terate. Itu sudah jadi komitmen dari lahir. Ki Hajar Oetomo, dulu dijuluki anak didiknya, Ki Hajar. Hajar itu sama dengan pendidik.
Mengapa melalui pendak silat? Pencak silat merupakan pelajaran baik jasmani maupun rokhani. Pencak silat dipilih sebagai wadah berkumpul, di samping pencak silat itu merupakan benteng untuk menjaga paseduluran.
Jadi jangan dibalik. Pencak silat jadi platform, paseduluran belakangan. Tidak begitu. Kalau begitu, akan buyar pasedulurane ( akan hancur persaudaraannya)
Wong paseduluran apik (persaudaraan itu baik), ning masyarakat jadi panutan (di masyarakat jadi teladan) yang baik, tujuan jelas baik. Gak perlu digembor-gemborkan. Ilmunya sangat sederhana, bergerak melalui pencak silat. Di pencak silat dididik orang itu berbudi luhur sampai ikut memayu hayuning bawana. Ini jangan jadi omongan, jangan jadi slogan saja tapi kita amalkan. Rentetan terakhir sik diawer-aweri (masih dibentengi) falsafah SH Terate.
Manusia bisa dihancurkan, manusia bisa dimatikan, akan tetapi manusia tidak akan bisa dikalahkan, selama manusia itu setia pada hatinya. Itu, falsafah SH Terate. Falsafah itu mengajak kita ini ibaratnya tak kenal menyerah. Menyerah kamusnya tidak ada. Masalah yang ada di dunia itu adalah kekasih yang paling setia. Itu hanya tantangan. Ora usah rebut bener (jangan berdebat tentang kebenaran), tapi kita memahami betul kebenaran. Kebenaran sendiri apa kebenaran umum yang kita anut. Kebenaran SH Terate tapi diakui umum.
Perlu dijelaskan lebih detil, mengapa Mas Madji lebih menekankan memakai kebenaran SH Terate tapi yang diakui umum, karena referensi dasar kebenaran Setia Hati, adalah kebenaran hakiki, kebenaran yang maujud di muka bumi berdasarkan firman. Bukan kebenaran hasil bentukan dan pemahaman sosiokultural. Bukan pula kebenaran yang lahir sebagai dampak dari situasi multi kondisi karena sifat kebenaran yang demikian itu hanya sementara, dan juga diakui sebagai kebenaran untuk sementara waktu. Tapi sekali lagi, kebenaran yang dianut SH Terate adalah kebenaran hakiki dari Allah Tuhan Yang Mahaesa. Kebenaran sejati nan abadi.(andi casiyem sudin-bersambung)
Ikuti telaah Mukadimah SH Terate klik : www.shteratecantrik.blogspot.com
Donasi Operasional Blog shteratecantrik.blogspot.com
Kirimkan donasi Anda ke
BNI Rek No 164 0744 137
Komentar
Posting Komentar