Postingan

Menampilkan postingan dari 2023

Filosofi Pedepokan SH Terate (5)

Gambar
Filosofi Pedepokan SH Terate (5) (Bagian Akhir dari 5 Tulisan) Pada tulisan terdahulu sudah dipaparkan makna delapan tiang penyangga Padepokan Agung Persaudaraan SH Terate yang berlokasi di Jl. Merak, Nambangan Kidul, Kota Madiun. Kontruksi delapan tiang itu melambangkan Hasta Brata atau delapan sifat dan watak yang harus dimiliki warga SH Terate. Kedelapan sifat tersebut diformat untuk menyangga lima sifat dasar yang menjadi domain ajaran Setia Hati. Yaitu : (1) Bertakwa kepada Allah, Tuhan Yang Mahaesa, (2) Pemberani dan tidak takut mati (3) Sederhana. (4) Soal kecil berani mangalah, baru bertindak jika berhadapan dengan persoalan besar dan prinsip yang sudah menyentuh damarkasi kelangsungan hidup manusia. (5) Mamayu hayuning bawana. Kelima sifat dasar tersebut dalam kontruksi Padepokan Agung SH Terate diwujudkan dengan kontruksi lanskap makro Gedung Saba Wiratama. Gedung utama yang sosoknya paling besar dan megah tersebut, jika dilihat dari depan (agak kejauhan) akan muncul lan

Makna Filosofi Padepokan SH Terate (4)

Gambar
Paviliun SH Terate ini terletak di Gelanggang Adu Bebas SH Terate. Kontruksi paviliun ini juga menggunakan delapan buah tiang penyangga ( andi casiyem sudin ) Makna Filosofi Padepokan SH Terate (Bagian 4 dari 5 Tulisan) Pada bagian lalu telah dijelaskan makna filosofi empat tiang penyangga (saka guru) kontruksi Padepokan Agung SH Terate yang berlokasi di Jl.Merak Nambangan Kidul Kota Madiun. Yakni, sebagai perwujudan dimensi empat nafsu manusia (lauwamah, supiah, amarah dan mutmainah) yang harus dikendalikan hingga menjadi penyangga kehidupan manusia. Keempat tiang menyangga tersebut berada di bangunan utama padepokan, yang diberi nama Saba Wiratama. Bangunan ini, diperuntukan sebagai tempat pasamuan agung, atau temu kadang Persaudaraan SH Terate, pada perhelatan cukup besar, berkapasitas 3000-an warga. Ruang Pasamuan Agung Saba Wiratama ini selain disangga oleh empat saka guru juga diperkuat dengan empat tiang penyangga lain, yang disainnya lebih kecil dibanding saka guru. Hi

Makna Filosofi Padepokan SH Terate (3)

Gambar
Makna Filosofi Padepokan SH Terate (3) (Bagian 3 dari 5 Tulisan) Seseorang yang mengetahui dirinya, ia akan mengetahui Tuhannya. Seorang yang mengetahui Tuhannya, maka dengan intens ia akan berusaha patuh menjalankan perintah dan menjauhi laranganNya (takwa). Dimensi langkahnya adalah ibadah, lisannya bermuatan hikmah dan kebijaksanaan, dan hatinya penuh cinta kasih pada sesama. Sebab, keempat nafsunya telah terkendali dan bertajali dalam domain cinta. Allah mencintainya, penduduk bumi dan langit sayang padanya, hingga munajatnya terkabulkan ( kang cinipta teka kang sinedya dadi ). Setidaknya, itulah gambaran sosok manusia seutuhnya, insan kamil, sebagaimana telah penulis paparkan dalam tulisan terdahulu. Seorang yang telah mencapai tataran tersebut, dalam terminologi sufisme dikatakan sebagai manusia yang telah menduduki maqam makrifat . Galibnya, manusia yang menduduki maqam makrifat, justru punya kebiasaan yang unik, yaitu suka nylamur (menyembunyikan dirinya). “Ketahuilah,

Makna Filosofi Pedepokan SH Terate (2)

Gambar
Makna Filosofi Pedepokan SH Terate (Bagian 2 dari 5 Tulisan) Pada paparan terdahulu (Bagian 1) sudah dijelaskan makna filosofi kontruksi makro Padepokan Agung SH Terate, baik lahiriyah maupun batiniah. Empat saka guru (empat tiang penyangga utama) mengandung arti kiblat papat kalima pancer . Bisa juga diartikan sebagai empat dimensi nafsu manusia, yaitu lauwamah, supiah, amarah dan mutmainah. Menurut Kang Mas KRH. H. Tarmadji Boedi Harsono Adinagoro,SE, Ketua Umum Persaudaraan SH Terate Pusat Madiun, pereode 1981-2014), Allah, Tuhan Yang Maha Esa telah memberi anugerah empat nafsu untuk mendukung kehidupan manusia di bumi. Wong Jawa mengatakannya sebagai sedulur papat . Kata sedulur (saudara) ini dipakai untuk menyebut keempat nafsu karena mereka berada di dalam jasad manusia. Berada dalam satu nafas, sebagaimana penjabaran dari kata “ saudara” , yakni (sa) satu dan (udara) unsur pokok yang dibutuhkan untuk bernafas. Menyatu dengan hati atau kalbu (qolb-bhs Arab). Namun dalam per

Makna Filosofi Pedepokan SH Terate (1)

Gambar
Makna Filosofi Pedepokan SH Terate (1) (Bagian 1 dari 5 Tulisan) Lanskap sketsa makro kontruksi Padepokan Agung Persaudaraan SH Terate, yang berlokasi di Jl. Merak Nambangan Kidul Kota Madiun, sesungguhnya bernilai filosofi ajaran proses pembentukan jatidiri manusia berbudi luhur tahu benar dan salah, beriman dan bertakwa kepada Allah, Tuhan Yang Mahaesa. Proses tersebut diwujudkan dalam bentuk kontruksi bangunan, dari kontruksi pola dasar, sketsa makro, pintu, gelanggang, pendapa, hingga tamansari. Demikian, Kang Mas KRH.H. Tarmadji Boedi Harsono Adinagoro, SE (ketua umum Persaudaraan SH Terate pereode tahun 1981-2014) dawuh dalam wawancara khusus dengan penulis. Dasarnya, adalah Mukadimah SH Terate, alenea kedua, “ ... akan mengajak serta para warganya menyingkap tabir/tirai selubung hati nurani dimana “SANG MUTIARA HIDUP” bertahta .” Untuk lebih jelasnya, kami turunkan teks lengkap Mukadimah SH Terate, alenea pertama dan kedua. ”Bahwa sesungguhnya hakekat hidup itu berkemba

Sejarah SH Terate

Gambar
Pengantar : Sejarah perkembangan Persaudaraan Setia Hati Terate (selanjutnya hanya ditulis SH Terate) ini merupakan hasil investigasi dan olah data yang dilakukan oleh Andi Casiyem Sudin. Dia tercatat sebagai cantrik setia Kang Mas KRH.H. Tarmadji Boedi Harsono Adinagoro,SE, ketua umum SH Terate, pereode 1981-2014). Penulis juga tercatat sebagai mantan Pengurus SH Terate Pusat Madiun, di Departemen Humas, dalam beberapa pereode. Saat menyusun catatan sejarah ini, penulis masih aktif sebagai Redaktur Pelaksana dan Koordinator Liputan Jawa Pos, Radar Madiun. Sebelumnya dia tercatat sebagai wartawan Suara Karya,GM merangkap Pimred Lawu Pos dan sempat pula menjadi koresponden Majalah berbahasa Jawa, Panjebar Semangat.Mengawali kariernya sebagai penulis fiksi, Andi Casiyem Sudin akhirnya memilih berkarier sebagai wartawan setelah berkeluarga.Berapa karyanya sempat mewarnai khasanah sastra di Tanah Air, baik karya berbahasa Indonesia maupun Jawa. Catatan sejarah ini sudah dibukukan berta