Makna Filosofi Pedepokan SH Terate (2)



Makna Filosofi Pedepokan SH Terate (Bagian 2 dari 5 Tulisan)

Pada paparan terdahulu (Bagian 1) sudah dijelaskan makna filosofi kontruksi makro Padepokan Agung SH Terate, baik lahiriyah maupun batiniah. Empat saka guru (empat tiang penyangga utama) mengandung arti kiblat papat kalima pancer. Bisa juga diartikan sebagai empat dimensi nafsu manusia, yaitu lauwamah, supiah, amarah dan mutmainah.

Menurut Kang Mas KRH. H. Tarmadji Boedi Harsono Adinagoro,SE, Ketua Umum Persaudaraan SH Terate Pusat Madiun, pereode 1981-2014), Allah, Tuhan Yang Maha Esa telah memberi anugerah empat nafsu untuk mendukung kehidupan manusia di bumi. Wong Jawa mengatakannya sebagai sedulur papat. Kata sedulur (saudara) ini dipakai untuk menyebut keempat nafsu karena mereka berada di dalam jasad manusia. Berada dalam satu nafas, sebagaimana penjabaran dari kata “saudara”, yakni (sa) satu dan (udara) unsur pokok yang dibutuhkan untuk bernafas. Menyatu dengan hati atau kalbu (qolb-bhs Arab). Namun dalam perkembangannya, nafsu bisa berpotensi menjadi daya dukung kehidupan pada satu sisi, di sisi lain juga bisa menjadi musuh terbesar umat manusia.

Nafsu akan bisa menjadi daya dukung secara positif bagi kehidupan manusia apabila ditempatkan sebagai penyangga bukan sebagai pengendali. Karena nafsu akan berpotensi maksimal jika dikendalikan. Pusat mengendali nafsu adalah hati yang suci. Hati yang di dalamnya terpancar cahaya cinta kasih. (BumiKu dan langitKu tak kuasa memuat cahayaKu, tapi di hati hambaKu yang beriman Aku bersemayam – Ihya Ulummudin ).

Namun, lanjut Mas Madji, tidak semua orang memiliki kemampuan mengendalikan nafsunya secara optimal. Alasan utama, daya tahan masing masing orang berbeda. Ini sesuai dengan kondrat irama hidupnya. Padahal, cahaya cinta kasih hanya bisa memancar dari hati seseorang, jika nafsu yang dimiliki menyelaraskan diri, menjadi sedulur sejati, kemudian serta merta menjadi daya dukung setiap aktivitas dalam kehidupan. Dan, jika yang terjadi demikian itu, maka langkah orang tersebut akan selalu dinaungi awan safaat, barokah dan hidayah. Rutinitas hariannya bernilai ibadah. Hidupnya dihiasi manfaat bagi sesama. Tak ada niatan untuk menyakiti orang lain dari tiap patah ucap, jejak kaki dan lambai tangannya. Jika terbersit kekhilapan tentang apa yang dikerjakan terbukti menyakiti orang lain, serta merta meminta maaf. Sebaliknya jika merasa tersakiti, dengan rela ia akan memaafkan orang yang menyakitinya (lembah manah, samodra pangaksama). Penduduk bumi mencintainya, penduduk langit, bahkan ikan-ikan di lautan luas berlomba memberi salam dan berdoa demi keselamatannya.

Cedak Datan Senggolan

Lebih dijelaskan lagi oleh Mas Madji, sekalipun dia tampil dengan kostum sederhana, karena kesehariannya telah terpola sebagai sosok manusia bersahaja, namun tetap kelihatan elegan dan bermartabat (awor wong sugih datan katon mlarate, awor wong mlarat datan katon sugihe). Diamnya laksana emas, lisannya intan permata. Setiap patah kata yang keluar dari bibirnya, laiknya doa, penuh makna kebijakan dan melegakan setiap telinga yang mendengarnya (idu geni, sembure mandi, lisane ganda puspita). Dan, permohonan atau doa yang dipanjatkan terkabulkan (kang cinipta teka kang sinedya dadi). Orang yang berhasil menduduki maqam ini biasanya disebut wali atau sebutan serupa. Dalam terminologi Ngelmu Setia Hati, orang yang telah mencapai maqam (tempat, tataran, posisi) ini, adalah seorang yang telah mengetahui dirinya, setia pada hati nuraninya (SH-yer). Barang siapa mengetahui dirinya, maka ia akan mengetahui Tuhannya (“Manunggaling Kawula Gusti”). Tataran tertinggi yang dirindukan para pejalan makrifat, penghayat kebatinan, ahli tirakat dan tapabrata. Allah mencintainya, merindukannya dan selalu bersamanya. Dalam sufisme Jawa dikatakan cedak datan senggolan adoh datan wangenan (dekat tak bersentuhan, jauh tak berjarak). Kedekatan antara Gusti dan Kawula ini terjabarkan dalam Hadist Qudsi : Jika Aku (Allah) mencintai seorang hamba, maka Aku menjadi pendengaran, penglihatan, tangan dan lisan. Maka denganKu dia mendengar, denganKu melihat, denganKu dia menghamparkan, denganKu dia bicara, dan denganKu dia berjalan.

Sosok manusia yang mampu menduduki maqam tersebut, adalah sosok manusia seutuhnya, insan kamil. Ini adalah ranah maqam tertinggi (maqomah mahmudah). Tidak banyak orang yang bisa menduduki maqam ini.Hanya orang orang yang mampu manjaga kesucian jiwa sajalah yang berhak mendudukinya.

Galibnya, jika seseorang telah menduduki maqam tertinggi ini, ia justru punya kebiasaan nylamur (menyembunyikan diri), tidak gampang memamerkan kapandaiannya di depan orang lain, apalagi di depan masa. Lebih lagi jika hanya sekadar mendapatkan pujian, atau bayaran. Haram baginya, menjual ayat ayat Tuhan dengan harga murah. Haram baginya menjual ayat ayat Tuhan, sekadar mendapatkan amplop. Ia haqul yakin rizkinya telah ditanggung Allah. Karena itu, ia tidak akan mau menyentuh makanan dan minuman yang tidak jelas asal usulnya. Apalagi makanan dan minuman yang jelas haram. Sangat hati hati sekali ia dalam masalah ini. Sebab mengkomsusi makanan yang tidak jelas asal usulnya, bisa merusak kesucian hatinya. Setiap suap makanan dan teguk minuman yang masuk ke dalam perutnya akan berproses menjadi energi dan darah, terpompa jatung dan mengalir kedalam hati dan sekujur tubuhnya.

Boleh dibuktikan, seorang yang sering mengkomsumsi makanan dan minuman haram, atau tidak jelas asal usulnya, dipastikan orang itu menjadi malas beribadah dan cenderung berbuat mungkar.Fakta lapangan menunjukkan, tindak kriminalitas lebih banyak dilakukan oleh orang orang atau anak anak dari keluarga yang kehidupannya ditopang perekonomian haram dan tidak jelas asal usulnya, seperti uang hasil perjudian, korupsi, memalak, membegal, mencuri, menipu, pungli, riba dan perbuatan serupa.(acs)

Tulisan ini merupakan hasil wawancara khusus penulis, Andi Casiyem Sudin dengan Ketua Umum Persaudaraan SH Terate Pusat Madiun, (alm) KRH.H. Tarmadji Boedi Harsono Adinagoro,SE, semasih beliau aktif menjabat sebagai Ketua Umum merangkap Ketua Majelis Luhur Persaudaraan SH Terate Pusat Madiun.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Doa dan Wasiat untuk Warga Baru SH Terate

Sekadar Syarat Bentuk Lahir

Menelaah Mukadimah SH Terate