Postingan

Menampilkan postingan dari 2024

Sekadar Syarat Bentuk Lahir

Sekadar Syarat Bentuk Lahir (Telaah Mukadimah SH Terate – Bag Akhir dari sebelas tulisan) Paparan ini merupakan bab terakhir dari Telaah Mukadimah SH Terate. Agar tidak terjadi salah persepsi, kembali penulis ingatkan bahwa pencatuman nomurik dan pemenggalan kalimat Mukadimah SH Terate dalam paparan ini, semata-mata hanya untuk mempermudah pemahaman dan penafsiran. Lebih jelasnya silakan baca kembali pengantar yang dipaparkan dalam Bagian 1 (pertama) di link : www.shteratecantrik.blogspot.com (andi casiyem sudin) 11. Alinea keenam Mukadimah SH Terate berbunyi : Sekedar syarat bentuk lahir , disusunlah Organisasi dalam rangka "Persaudaraan Setia Hati Terate" sebagai ikatan antara saudara "SETIA HATI" dan lembaga yang bergawai sebagai pembawa dan pemancar cita. Sebelum masuk ke telaah Mukadimah SH Terate alenia ke 6 (enam), penulis hadirkan sejumlah referensi tentang pengertian organisasi. Terdapat beberapa teori dan perspektif mengenai organisasi, ada yang cocok

Kepuasan Hidup Abadi

Kepuasan Hidup Abadi (Telaah Mukadimah SH Terate –Bag 10) Pada bagian sebelumnya, telah dijelaskan bagaimana sikap SH Terate terhadap teminologi keduniawian. Yakni, tidak boleh mengingkarinya, sepanjang fasilitas keduniawian itu tidak menjerumuskan diri kita.Alasannya, fasilitas merupakan daya dukung kehidupan di bumi, sekalipun hanya bersifat sementara. Tanpa didukung kelimpahan fasilitas penenuhan kebutuhan hidup (drajat, martabat, banda, bandu, bahu) kita tidak bisa menjalankan peran dengan sempurna sebagai sosok ksatria yang berkewajiban mamayu hayuning bawana. Telaah pada Bagian ke Sepuluh ini merupakan kelanjutan telaah tentang keberadaan pencak silat sebagai proses pembentukan jatidiri, bukan tujuan akhir dari proses pembelajaran. Atau dalam bahasa mukadimah, "Maka SETIA HATI pada hakekatnya tanpa mengingkari segala martabat-martabat keduniawian, tidak kandas/tenggelam pada ajaran Pencak Silat sebagai pendidikan ketubuhan saja", atau hanya menjadikan pencak sil

Hidup Abadi Lepas Rangka Suasana

Hidup Abadi Lepas Rangka Suasana (Telaah Mukadimah SH Terate – Bag 9) Tulisan ini adalah lanjutan telaah Mukadimah SH Terate yang telah dipaparkan pada bab-bab sebelumnya. Agar pembaca lebih gamblang dalam mencerna apa yang dipaparkan, silakan ikuti kembali paparan sebelumnya yang tersaji secara bersambung , klik : www.shteratecantrik.blogspot.com (andi casiyem sudin) 9. Alinea kelima Mukadimah SH Terate kalimat kesembilan berbunyi: (9) Maka SETIA HATI pada hakekatnya tanpa mengingkari segala martabat-martabat keduniawian , tidak kandas/tenggelam pada ajaran Pencak Silat sebagai pendidikan ketubuhan saja Sejatinya, SH tidak mengingkari martabat-martabat keduniawian, bahkan menganjurkan untuk mencapai sejauh jauh martabat tersebut; kekayaan, kehormatan, kepandaian (semat, derajat, keramat/harta, wiryo, guno) tetapi jangan sampai tenggelam di lautan duniawian. Kang Mas Seotomo Mangkoedjojo dan Kang Mas Darsono, menggambarkan, kalau martabat-martabat keduniawian itu ibarat kuda y

Kenali Dirimu Lewat Pencak Silat

Kenali Dirimu Lewat Pencak Silat (Telaah Mukadimah SH Terate –Bag 8) Pencak silat bukanlah tujuan utama SH Terate. Pencak silat hanya ditempatkan pada tataran paling dasar. Kupasan tentang makna Pencak Silat dan filosofi apa yang terkandung di dalamnya, telah kami paparkan terdahulu. Silakan baca kembali ulasan kami tentang Pencak Silat di link : www.shteratecantrik.blogspot.com. Melanjutkan telaah Mukadimah SH Terate alinea keempat, kali ini penulis hadirkan kupasaan kalimat ke delapan (8) alinea keempat. Semoga bermanfaat. (andi casiyem sudin). 8. Alinea keempat Mukadimah SH Terate kalimat kedelapan berbunyi, (8) “Oleh karena itu Pencak Silat hanyalah suatu syarat untuk mempertebal kepercayaan kepada diri sendiri dan mengenal diri pribadi”. Pencak silat adalah senjata tak terlihat, tapi memiliki kekuatan dahsyat. Tidak terlihat karena tempatnya menyatu dengan raga, nalar, cipta dan rasa.Sebagai sebuah senjata, jelas pencak silat memiliki daya tangkal pun daya serang. Kata l

Musuh Terbesar Umat Manusia

Musuh Terbesar Umat Manusia (Telaah Mukadimah SH Terate - Bagian 7) Pada tulisan sebelumnya, telah dijelaskan pengertian pencak silat dan kandungan filosofi yang ada di dalamnya. Pencak silat juga tidak bisa hanya dilihat dari sisi tektual, akan tetapi harus pula dilihat secara kontekstual. Baca kembali kajian pencak silat melalui link http://shteratecantrik.blogspot.com/2024/08/hakikat-pencak-silat-ajaran.html Pada kajian kali ini, akan dipaparkan telaah Mukadimah SH Terate kalimat ke tujuh (7). Paparan ini lebih banyak mengupas tentang musuh terbesar umat manusia dan bagaimana cara menanggulanginya. Semoga bermanfaat. (andi casiyem sudin) 7. Alinea keempat Mukadimah SH Terate kalimat ketujuh (7) berbunyi: Dalam pada itu SETIA HATI sadar dan yakin bahwa sebab utama dari segala rintangan dan malapetaka serta lawan dari kebenaran hidup yang sesungguhnya bukanlah insan, makhluk atau kekuatan yang diluar dirinya, Sesungguhnya, ajaran SH Terate tidak mengenal “kambing hitam” (oran

Hakikat Pencak Silat Ajaran

Hakikat Pencak Silat Ajaran Telaah Mukadimah SH Terate Alinea ke Tiga - Bagian 6) > Tulisan ini merupakan sambungan Telaah Mukadimah SH Terate alinea ketiga. Penafsiran Mukadimah SH Terate alinea sebelumnya sudah kami paparkan dalam lima bagian tullisan terdahulu. Agar tidak terjadi kekeliruan pemahaman, silakan kembali baca paparan kami sebelumnya. Kopi paste link berikut : http://shteratecantrik.blogspot.com/2024/08/pencak-silat-tataran-raga-paling-dasar.html Semoga paparan ini bermanfaat. (andi casiyem sudin) Sebagai ajaran, sejatinya pencak silat sendiri tidak bisa hanya dilihat secara tekstual. Kang Mas KRH.H. Tarmadji Boedi Harsono Adinagoro,SE, menyarankan agar ajaran pencak silat juga dilihat dalam dimensi kontekstual. Kaduanya, menurut beliau harus terpadu. Maksudnya, gerakan jurus, pasangan, pola langkah, pukulan, tendangan maupun tangkisan yang terkandung di dalam pencak silat, tetap harus dikuasai, sejalan dengan pemahaman makna filosofi yang terkadung di balik ge

Pencak Silat Tataran Raga Paling Dasar

Pencak Silat Tataran Raga Paling Dasar (Telaah Mukadimah SH Terate alinea ketiga – Bag 5) Sebelum membaca kupasan telaah Mukadimah SH Terate alinea ketiga ini, kami sarankan pembaca kembali mengikuti alur telaah dari alinea pertama dan kedua yang telah kami turunkan dalam empat bagian sebelumnya. Untuk mempermudah penelusuran silakan kopi paste link berikut : http://shteratecantrik.blogspot.com/2024/08/tahta-sang-mutiara-hidup.html, atau masuk ke link http://shteratecantrik.blogspot.com. Semoga bermanfaat. (andi casiyem sudin) 6. Alinea ketiga Mukadimah SH Terate berbunyi : (6) Pencak Silat, salah satu ajaran SETIA HATI dalam tingkat pertama berintikan seni olah raga yang mengandung unsur pembelaan diri untuk mempertahankan kehormatan, keselamatan dan kebahagiaan dan kebenaran terhadap setiap penyerang. Pencak silat mengandung dua pengertian. Pencak artinya bela diri yang mengandalkan ketangkasan olah gerak anggota tubuh dan dirangkum dalam peraturan. Adapun silat memiliki a

Tahta Sang Mutiara Hidup

Tahta Sang Mutiara Hidup (Telaah Mukadimah SH Terate – Bag 4) Pada pembahasan yang silam telah kami paparkan penafsiran Mukadimah SH Terate alenia pertama. Paparan itu kami sajikan secara bersambung dalam 4 (empat) kupasan. Tujuannya agar mudah dipahami. Dalam paparan kali ini penulisan mencoba menafsirkan Mukadimah SH Terate alenia kedua. Semoga bermanfaat.(andi casiyem sudin) 5. Alinea ke dua Mukadimah SH Terate berbunyi : (5) SETIA HATI sadar meyakini akan hakiki hayati itu dan akan mengajak serta para warganya menyingkap tabir/tirai selubung hati nurani dimana "SANG MUTIARA HIDUP" bertahta. Di dalam hati nurani manusia bertahta Sang Mutiara Hidup atau disebut apa saja yang penting ialah pokok pengertian bahwa hikmat hidup itu ibarat percikan air samodra hidup atau ibarat percikan seberkas sinar dari matahari, yang menjadi sumber dari segala peri kehidupan. Dijelaskan oleh Kang Mas Soetomo Mangkoedjjo dan Kang Mas Darsono, untuk memiliki ini tidak perlu bersu

Kesenangan di Bumi Hanya Rangka

Kesenangan di Bumi Hanya Rangka (Telaah Mukadimah SH Terate - Bag 3) Tulisan ini adalah lanjutan dari tafsir Mukadimah SH Terate alenia pertama. Sebelumnya telah kami coba paparkan menafsiran terhadap kalimat pertama, kedua dan ketiga dalam alenia pertama. Telaah tersbut kami turunkan dalam dua tulisan dan telah kami posting di Blog shteratecantrik.blogspot.com. Semoga tullisan ini pun bermanfaat bagi pembaca. (andi casiyem sudin) 4.Alinea pertama kalimat keempat Mukadimah SH Terate berbunyi : (4) Namun tidak setiap insan menyadari bahwa apa yang dikejar-kejar itu telah tersimpan menyelinap di lubuk hati nuraninya . Sebelum masuk ke wilayah mukadimah, sekedar referensi dihadirkan disini devinisi hati. Hati berasal dari bahasa Arab qal-bun yang artinya jantung. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), jantung adalah bagian tubuh yang menjadi pusat peredaran darah (letaknya di dalam rongga dada sebelah atas). Menurut Imam Al-Ghazali, hati memiliki dua definisi,

Menuju Keabadian Causa Prima

Menuju Keabadian Causa Prima (Tafsir Mukadimah SH Terate -Bag 2) Pada pembahasan lalu telah dipaparkan menafsiran terhadap kalimat pertama alenia pertama Mukadimah SH Terate “Bahwa sesungguhnya hakekat hidup itu berkembang menurut kodrat iramanya masing-masing menuju kesempurnaan," . Menyambung telaah atas tafsir alenia pertama tersebut, dalam bagian ini penulis mencoba memaparkan manafsiran terhadap kalimat kedua. Yakni " demikian pun kehdiupan manusia sebagai makhluk Tuhan." (2) Alinea pertama kalimat kedua Mukadimah SH Terate berbunyi : (2) “demikianpun kehidupan manusia sebagai makhluk Tuhan” Demikian pun kehidupan manusia sebagai makhluk Tuhan, yakni sesuatu yang diciptakan oleh Sang Pencipta (Kholik). Manusia merupakan makhluk holistik, yang tidak hanya memiliki fisik, tapi juga kompleks, seperti memiliki unsur psikologis, sosial dan juga spritual. Sebagai makhluk psikologis, manusia punya unsur kejiwaan, seperti senang, sedih, bahagia dan lain sebagain

Arti Mukadimah SH Terate

Gambar
Kebahagiaan Abadi Terlepas Rangka dan Suasana (Tafsir Mukadimah SH Terate- Bag 1) Pengantar Dalam menelaah Mukadimah AD/ART Persaudaraan Setia Hati Terate (selanjutnya hanya ditulis Mukadimah SH Terate), penulis mencoba melakukannya dengan beberapa model pendekatan. Pertama pendekatan sosiolinguistik, yakni pendekatan perwujudan struktur atau elemen bahasa dengan faktor-faktor sosiokultural yang menjadi objek kalimat. Kedua, pendekatan tematik langsung dari narasumber terpercaya, dalam hal ini Kang Mas KRH.H. Tarmadji Boedi Harsono Adinagoro,SE, penghayat sekaligus pelaku “ngelmu” Setia Hati, dan sumber terpercaya lainnya. Sebut misalnya, Ir. RB Wijono. Beliau sekarang menjabat sebagai Ketua Majelis Ajar Persaudaraan SH Terate (Jakarta). Pendekatan ketiga adalah mendekatan melalui jalur referensi emanent, dengan referensi firman dalam Kitab Suci, sebagai dasar kajian __ yang penulis yakini___ memiliki akurasi kebenaran tak terbantahkan. Keempat, pendekatan melalui jalur referen