Saya Nangis Kalau SH Terate Pecah

(Wawancara Khusus Dengan Mas Madji Bagian 5 dari 7 Tulisan)

Saya nangis nek SH Terate ngrepek jabatan. Saya nangis nek SH Terate tukaran, apalagi sampai pecah belah.Pengakuan itu diuangkap Kag Mas KRH.H.Tarmadji Bodi Harsono Adinagoro,SE, saat wawancara khusus dengan penulis di akhir kehidupannya.

Ungkapan perasaan terdalam dari jiwa Mas Madji itu, rasanya tak berlebihan. Pasalnya, di akhir-ahir kehidupannya, ada tengara mulai sering terjadi gesekan antaranggota dan warga. Penyulutnya, bukan perbedaan pendapat soal keilmuan, akan tetapi sudah masuk ke domain kepentingan pribadi.

Gesekan antaranggota dan warga tersebut kian kentara jelang pemilu atau jelang pesta demokrasi lain, seperti pilpres, pilgub, pilbup, bahkan yang lebih tajam lagi terjadi saat menjelang pemilihan kepala desa di desa-desa "gudangnya" warga SH Terate.

Untuk menhindari dilema tersebut, beliau meminta warga Keluarga Besar SH Terate kembali ke jati diri. Beriku uangkapan Mas Madji."Saatnya kini mari kita kembali kepada jati diri. SH Terate adalah kumpulan orang-orang yang mempunyai platform yang sama, yaitu paseduluran. Bergeraknya di dunia pencak silat. Karena itu, syarate dadi wong SH Terate kudu latihan disik (Syarat jadi orang SH Terate harus berlatih pencak dulu). Nek ora bisa (Jika tidak bisa latihan), karena phisiknya, sing murakabi SH Terate (Kalau ada orang tidak bisa latihan dengan sempurna karena catat phisik, misalnya) orang itu disuruh melihat pelatih main senam, jurus, pasangan. Kalau sudah paham betul, bisa disyahkan. Kalau dia tetap tidak mampu memperagakan gerak, karena kendala phisik, kalau memang jiwanya sudah betul-betul tresno (cinta) marang Setia Hati, dia berhak disyahkan.

Terus pencak silatnya bagaimana? Tetap kita uri-uri, kita pertahankan dan kita tingkatkan. Mulai sekarang, saatnya pesilat SH Terate tampil tidak hanya di daerahnya, tapi seluruh negeri, seluruh dunia.

Kenapa bukan paguron? Sejak awal kita dikenalkan paseduluran. Di badge kita saja, di situ tertulis Persaudaraan SH Terate. Tidak ada perguruan pencak silat SH Terate. Itu sudah jadi komitmen dari lahir. Ki Hajar Oetomo, dulu dijuluki anak didiknya, Ki Hajar. Hajar itu sama dengan pendidik.

Mengapa melalui pendak silat? Pencak silat merupakan pelajaran baik jasmani maupun rokhani. Pencak silat dipilih sebagai wadah berkumpul, di samping pencak silat itu merupakan benteng untuk menjaga paseduluran.

Jadi jangan dibalik. Pencak silat jadi platform, paseduluran belakangan. Tidak begitu. Kalau begitu, akan buyar pasedulurane ( akan hancur persaudaraannya)

Wong paseduluran apik (persaudaraan itu baik), ning masyarakat jadi panutan (di masyarakat jadi teladan) yang baik, tujuan jelas baik. Gak perlu digembor-gemborkan. Ilmunya sangat sederhana, bergerak melalui pencak silat. Di pencak silat dididik orang itu berbudi luhur sampai ikut memayu hayuning bawono. Ini jangan jadi omongan, jangan jadi slogan saja tapi kita amalkan. Rentetan terakhir sik diawer-aweri (masih dibentengi) falsafah SH Terate.

Manusia bisa dihancurkan, manusia bisa dimatikan, akan tetapi manusia tidak akan bisa dikalahkan, selama manusia itu setia pada hatinya. Itu, falsafah SH Terate. Falsafah itu mengajak kita ini ibaratnya tak kenal menyerah. Menyerah kamusnya tidak ada. Masalah yang ada di dunia itu adalah kekasih yang paling mulia. Itu hanya tantangan. Ora usah rebut bener (jangan berdebat tentang kebenaran), tapi kita memahami betul kebenaran. Kebenaran sendiri apa kebenaran umum yang kita anut. Kebenaran SH Terate tapi diakui umum.

Kalau memahami ini gak sekarepe dewe (tidak semau gua). Buktine apa, gendhinge apa, apa nyemek apa kebo giro (konsep dan sistem apa yang kita pakai), itu tinggal kita yang ngatur. Lha akhirnya orang mencari SH Terate itu. Keberhasilan SH Terate. Bukan SH Terate yang ngrepek-ngrepek (merayu rayu, meminta minta).Tapi SH Terate dicari.Nek SH Terate ngrepek-ngrepek jabatan, saya nangis. Kita harus mampu menunjukkan sampai SH Terate itu dibutuhkan di lingkungan masing-masing, apa itu RT, apa ketua RW, apa itu lokal, regional sampai nasional. Kalau ingin ada respek dari masyarakat, berarti SH Terate harus lebih baik.

Informasi di Internet Tidak Selamanya Benar

Kalau ada informasi di internet, kalau itu sumbernya tidak dari pusat, saya boleh ngatakan itu tidak bener. Tapi kalau sumbernya dari pusat saya boleh katakan bener. Tapi hati-hati. Mari kita merenung, menelusuri apa yang ada di internet. Saya memang tidak pinter internet. Tapi saya dapat informasi, lalu lintas berita itu deras banget. Saya minta saudara-saudara selektif. Kalau bisa, baca dan ambil tulisan yang bersumber dari pusat. Sing penting cermat. Lebih penting lagi, dulur SH Terate tidak terjebak image bahwa SH Terate ini paguron.

Salah satu tujuan SH Terate adalah membentuk manusia berbudi luhur tahu benar dan salah beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam jalinan persaudaraan kekal abadi.

Persaudaraan yang diyakini dan dianut oleh SH Terate adalah, persaudaraan utuh yang dadasari rasa saling saying menyayangi, hormat menghotmati dan bertanggung jawab. Persaudaraan yang tidak memandang siapa aku dan siapa kamu, tidak dilandasi hegomoni keduniawian, seperti drajat, pangkat, martabat, persaudaraan yang tidak dibatasi suku, ras, agama dan antargolongan. Yang diyakini SH Terate satu, semua manusia yang ada di muka bumi ini pada dasarnya sama. Di mata Allah, yang dinilai adalah kadar ketakwaannya.

Persaudaraan ini utuh kalau kita ini tidak merasa, aku sing paling kuat, aku sing paling pinter aku sing paling ngerti.Kita dididik penuh kesederhana. Apa yang kita sandang (status) itu tidak akan berpengaruh di dalam paseduluran (persaudaraan).

Satu contoh, siapa pun mereka berangkat dari mana pun, kita-kita ini tidak akan bertanya, he kowe iki sapa. kowe pangkate apa,agamamu apa, sukumu apa (kamu itu siapa, pangkat kamu apa, agama kamu apa, sukumu apa) tidak. Itulah saudara. Di sini kita sama, sebagai makhluk Allah, Tuhan Yang Maha Esa, yang sedang ikut berjuang mengajarkan dan mengamalkan ajaran budi luhur melalui organisasi paseduluran bernama SH Terate.

Saya perlu tegaskan, kita ini satu dan menyatu. Saya paling takut (sempat khawatir), begitu saya dilapori di internet, (katanya) SH Terate makin panas. Itu tidak bener. Misi SH Terate itu hanya satu, paseduluran. Tolong, SH Terate jangan di bawa kemana-mana. Tapi kita ada di mana-mana.

Jadi dari dulu kita satu. Sejak dari lahir SH Terate paseduluran. Tujuannya, sederhana, ikut mendidik menjadikan orang itu berbudi luhur,beriman bertaqwa kepada Tuhan YME. Allah swt. Jadi tidak ada tujuan yang lain.

Ilmunya sederhana, mengenal diri sendiri. Dengan mengenal diri sendiri sebaik-baiknya, kita tidak akan sulit mengenal orang lain.Dalam arti kata, kita tidak boleh sombong. Di hadapan kita sama. Orang lain punya kekurangan, kita punya kekurangan. Dia punya kelebihan kita punya kelebihan. Tapi nasib tidak sama.Kalau kita memahami betul ajaran ini, SH Terate tetap utuh.

Jadi SH Terate satu organisasi pelestari budaya bangsa. Tapi orangnya, orang yang beriman bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Ibaratnya, kita ini dekat kepada Allah swt.

Kalau SH Terate terlibat perkelahian terus-terusan sampai bertahun-tahun, sebenarnya saya nangis. Dari dulu aya ingatkan aku malah dimusuhi. Saya ajak baik malah dimusuhi.Di kala dulu itu kita terjebak. Tapi alhamdulillah, kita sudah baik.Sama-sama menyadari.

Solusinya bagaimana? Mari kita berlomba untuk berebut prestasi. Endi siang luwih apik, Saatnya SH Terate berubah, kembali ke jatidiri dan menunjukkan jatidiri. Tapi harus diingat, platformnya adalah prestasi dalam olah raga pencak silat. Yakni sebagai olah raga bela diri adiluhung warisan leluhur yang tetap menjunjung tinggi sopan dan santun. Menjunjung tinggi keluhuran budi.

Kagumi Managemen Pondok Modern Gontor

Saya kagum dengan managemen Kyai Gontor. Beliau berprinsip, 90 Km itu milik Gontor. Saya merenung. Kok begitu. Mulailah saya mencari jawaban, ternyata apa pun di lingkungan Gontor, harus menjadi Gontor. Paling tidak mengerti Gontor, baik sector ekonomi, bidang dakwahnya, bidang agamanya. Kalau punya prinsip begitu, berarti Gontornya sendiri harus baik. Ternyata betul. Gontor bisa diterima masyarakat karena memang baik. Sekarang melebar ke mana-mana, ajaran kebaikan itu disebarluaskan tamatan Gontor.

Kalau memang orang SH Terate baik, namanya baik, masyarakat pasti akan memilih orang SH Terate karena baik. Gontor, dimana pun Gontor itu dinilai baik karena Gontor baik. Didikannya memang didikan baik.

Sekarang saya ajak sedulur-sedulurku, di mana pun ada orang SH Terate, masyarakat harus bisa diayomi, bisa mengerti SH Terate. Sehingga keberadaannya dicintai masyarakat. Ibaratnya, orang SH Terate itu jadi bunganya masyarakat, bukan jadi momoknya masyarakat. Itu sesungguhnya yang diinginkan baik oleh pendahulu maupun sampai sekarang.

Sekarang SH Terate satu. Gelem yo gene ora gelem ya ngene (Mau ya begini tidak mau ya begini). Ajarannya satu. Nggak ada ajaran di pusat beda dengan di bawah ndak. Semua sama. Jadi kalau SH Terate ini di Tangerang atau di daerah lain, misalnya untuk pengamanan, kemudian cabang itu membentuk pasukan, saya jadi ngguyu, enek ketua umum dilatih karo ketua cabang. Itu dulu, oke bisa kita maklumi. Sekarang, apakah pembentukan pasukan keamanan itu dibutuhkan?

Kalau saya katakan bisa iya bisa tidak. Tergantung situasi. Nah kalau saudara SH Terate ini sudah guyub rukun, kita bentuk satu lembaga pendidikan, yang mengajarkan beladiri praktis, kita jual, boleh. Tapi itu bukan SH Terate. Lembaga pendidikan beladiri praktis yang didirikan oleh SH Terate. Misalnya, melatih calon petugas keamanan, atau Satpam untuk memberikan ketrampilan pada masyarakat yang pada gilirannya bisa dijadikan bekal melamar kerja. Mendapatkan kesempatan untuk memperoleh penghasilan.(acs)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Doa dan Wasiat untuk Warga Baru SH Terate

Sekadar Syarat Bentuk Lahir

Menelaah Mukadimah SH Terate