Tirakat Wong SH Terate

(Wawancara Khusus Dengan Mas Madji, Bagian 2 dari 7 Tulisan)

Kunci keberhasilan hidup itu sebenarnya hanya satu. Kalau kita dikasihi Allah SWT, hidup kita akan bahagia. Hanya manusia itu kurang bersyukur. Kita kadang-kadang hanya ngersulo (mengeluh), merasa kecewa. Dan kikir dalam berterimakasih (kufur nikmat).

(Dan ingatlah ketika Tuhanmu mempermaklumkan, “Sesungguhnya jka kamu bersyukur. Nicaya aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti adabKu sangat pedih - QS:14 – 7).

Di SH Terate tidak ada ajaran mengeluh. Tidak ada ajaran nggresulo. Kita dididik untuk menjadi orang yang pantang menyerah. Orang Terate itu kalau bisa sing gedhe tirakate, harus banyak tirakat. Dalam hal apa saja. Gak kemrungsung (tidak galau). Tidak emosional, tidak gusar, tidak adigang adigung, adiguno.

Jadi hari-hari orang-orang SH Terate itu dipenuhi tirakat. Rialat dan selalu bersyukur menerima suratan Allah. Bagaimana cara orang SH Terate tirakat?

Contohnya saya ini, mohon maaf. Saya orang berkeluarga. Saya punya istri, punya anak. Mestinya, saya mendamping istri dan anak-anak. Tapi mereka sering saya tinggal karena saya harus menemui kadang-kadang SH Terate. Saya tinggalkan istri saya sendiri, ini namanya tirakat, dalam skala paling ringan.

Contoh lain, sehari ini saya sudah berniat hanya makan sekali. Biarpun saya dihadapkan makanan dari manapun, saya tidak beli, saya tidak akan makan. Ada lagi contoh tirakat yang lain. Misalnya, selama satu minggu saya tidak akan makan kecuali jam enam sore saya baru makan. Kemudian malamnya saya berniat tidur paling lama empat jam, besuknya lagi juga sudah tidak makan. Ini namanya jarang-jarangi, atau ngurang-ngurangi.

Niatnya bagaimana? Tidak perlu macam-macam (pada kesempatan terpisah, beliau mengatakan, jika kita mau tirakat, niatnya lillah, tidak perlu bersusah payah menyiapkan apa pun yang tidak berdasarkan ilmu atau tuntunan syariah. Apalagi jika sampai mencari-cari ubarampe, sesaji dan semacamnya yang cenderung mengarah ke kesyirikan, menyebut-nyebut makhluk dari alam lain, minta bantuan pada jin dan lain sebagainya. Sedangkan penyiapan uba rampe selamatan dalam prosesi pengesahan, tujuannya untuk melestarikan tradisi menghargai karya budaya bangsa. Tidak lebih dari itu). Niat tirakat yang paling utama itu untuk menjaring kasih Allah. Biar dikasihi Allah. Disayang Allah. Dengan begitu, kita akan merasa dekat dengan Allah. Sehingga hati ini merasa tenteram. Gelombang apapun yang dihadapi dia akan mesem gak akan gentar.

(Dalam kesempatan yang lain, Mas Madji mengingatkan untuk lebih berhati-hati jika kita mau melakukan tirakat. Jangan sampai niyat tirakat justru tersesat ke jurang kesyirikan. Karena syirik adalah dosa besar yang tidak dapat diampuni. Kegiatan syirik juga sangat dekat dengan kehidupan manusia karena letaknya di dalam hati yang setiap manusia berpotensi untuk melakukanya.

Dalam al-Quran, kata syirik disebutkan 227 kali dengan makna yang berbeda-beda sesuai dengan konteksnya, antara lain: “(Harapanmu itu) sekali-kali tidak akan memberi manfaat kepadamu di hari itu karena kamu telah menganiaya (dirimu sendiri). Sesungguhnya kamu bersekutu dalam azab itu.” (QS. az-Zukhruf: 39)

“Dan sebahagian besar dari mereka tidak beriman kepada Allah, melainkan dalam keadaan mempersekutukan Allah (dengan sembahan-sembahan lain).” (QS. Yusuf: 106)

“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun …” (QS. an-Nisa: 36) Menurut ar-Raghib al-Asfahaniy (al-Mausu’ah al-Qur’aniyah: 369), syirik terbagi menjadi dua: 1. Asy-Syirk al-Akbar, syirik besar, yaitu syirik dalam bidang keyakinan, yaitu meyakini adanya Tuhan selain Allah atau menyekutukan Allah dengan makhluk ciptaannya dalam hal ketuhanan. 2. Asy-Syirk al-Ashgar, syirik kecil, yaitu menyekutukan Allah dalam tujuan beribadah atau beramal kebaikan yang tujuannya untuk memperoleh pujian dari orang lain, padahal tujuan beribadah dan beramal kebaikan itu seharusnya hanya untuk mencari keridlaan Allah subhanahu wa ta’ala.

Kedua macam syirik tersebut hukumnya haram, dan Allah subhanahu wa ta’ala tidak akan mengampuninya kecuali dengan bertaubat sebelum meninggal, sebagaimana ditegaskan dalam firman Allah subhanahu wa ta’ala:

Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (QS. an-Nisa’: 48) Adapun bentuk syirik, tidak terhitung banyaknya. Misalnya meyakini kekuasaan atau kekuatan ilahiyah (ketuhanan) pada benda-benda yang dianggap keramat seperti pohon besar berumur ratusan tahun, keris, akik, binatang, kuburan, batu, patung dan sebagainya).

Tapi sayangnya orang sekarang ini sukanya instant. Seperti Mie instant. Pengin makan mie, tinggal masukkan ke gelas tuangkan air jadi mie dan langsung makan. Tidak mau repot-repot. Tidak mau nanam dulu, tapi ingin langsung panen. Kalau mau nandur, mau nanam, hanya sedikit, tapi ingin panen yang banyak. Lo kalau begini, kamus dari mana kita bisa panen. Ndak ada kamus orang ndak mau nanam kok panen.


Didikan di SH Terate itu mendidik jiwa. Yang kita bangun adalah jiwa.Itu butuh waktu. Butuh kesabaran dan kesempatan. Tidak sehari dua hari jadi. Tidak seperti membalik telapak tangan.

Membangun fisik kuat bisa diformat dalam waktu sebulan dua bulan. Contohnya, melatih atlet. Tapi, membangun jiwa, memasukkan ajaran budi luhur, membutuhkan waktu panjang dan terus menerus. Nah, yang kita bangun itu kedua-duanya. Jiwa dan raga. Lahiriah dan batiniah. Kita diarahkan menjadi manusia berbudi luhur. Bagimana orang berbudi luhur itu ? Paling mudah orang berbudi luhur itu tidak dakwen salah open (mencampuri dan merampas hak hak orang lain serta salah menempatkan diri).

Kita tidak dididik untuk tidak mencampuri persoalan orang lain. Kita tidak usil. Contohnya, ada Kadang (anonim dari saudara) datang ke rumah saya. Biarpun saya tahu dia berkeluarga, datang membawa anak wanita, saya tidak akan ribut, tidak akan nanya siapa perempuan itu. Kecuali Kadang itu sendiri memperkenalkan. Paling banter saya hanya akan nanya, kepentinganmu apa dik?

Ini salah satu didikan kita. Tidak mau mencampuri urusan orang lain. Kecuali kalau orang itu, Kadang itu minta saya menyelesaikan masalahnya. Minta tolong.

Orang budi luhur itu orang yang tidak iri dengki keberhasilan orang lain. Misalnya, ada orang lain bisa masuk pegawai negeri. Kita lantas dengki dan iri dan menduga-duga, ah itu berhasil karena membayar uang, istilahnya ya nyogok. Ndak boleh itu. Yang harus kita lakukan adalah, ikut seneng jika melihat Kadang SH Terate berhasil. Seneng jika melihat saudaranya bisa beli mobil.

Jadi kita tabu ngurusi dan mencampuri urusan orang lain. Sebab itu akan membuat kita jadi resah sendiri. Hati jadi tidak tenang. Tidak damai. Pancarkan sinar kasih. Yang ada di hati nurani kita hanya prasangka baik. Prasangka luhur. Sehingga, keluarnya pun luhur. Omong ya enak di dengar. Gampang di mengerti. Ibarat ceret, kalau air dalam ceret itu jernih, keluar air di gagangnya juga jernih. Tapi kalau airnya keruh, keluarnya pun keruh.Omong urakan seenaknya sendiri. Sikapnya juga urakan. Gak ngerti umpan papan. Dupeh iso gelut, tidak menghargai orang lain. Merasa dirinya paling super.

Yang saya sebut di atas itu, tirakat batin. Karena batin kita juga butuh tirakat. Paling sederhana, selalu berpikiran baik pada orang lain. Gak demen ngrasani (Tidak suka membicarakan orang lain). Tidak suka mengumpat atau menggunjing. Jika ini yang kita lakukan, hati kita jadi bersih. Resik. Dan Sihing Gusti Allah, pasti akan turun menyertai kehidupan kita.

Jangan Bawa SH Terate ke Politik Praktis

SH Terate adalah kumpulan orang yang beriman dan bertaqwa kepada Allah. Tapi fenomena sekarang ini, banyak saudara kita yang mencoba menyeret SH Terate ke sana kemari. Sekarang fenomena politik praktis. SH Terate terseret.(Pertanyaannya) Apakah orang SH Terate tidak boleh berpolitik. Tidak. Orangnya berpolitik monggo. Tapi SH Teratenya tidak.

(Dalam kesempatan terpisah Mas Madji menjelaskan, bahwa SH Terate tetap berafiliasi pada partai politik manapun. Berafiliasi artinya netral, tidak menginduk. Tapi sebagai bagian masyarakat berbangsa dan bernegara, SH Terate membebaskan anggotanya bergabung pada partai politik, sesuai dengan pilihan hati nuraninya. Menurutnya,jika warga SH Terate menjadi politikus, jadilah politikus yang luhur. Politikus yang tidak menjadikan partai sebagai lahan pekerjaan. Tunjukkan pada bangsa dan negara ini bahwa politik bukanlah kancah jual beli suara. Jangan menjual harga diri dengan harga murahan.Tapi jadikan partai politik sebagai ajang dharma).

Tahun dua ribu sembilan, saya dicalonkan jadi Walikota Madiun. Kata Mas Madji dalam kesempatan lainnya, (kesaksian penulis, saat itu sejumlah petinggi parpol dan LSM di Kota Madiun banyak yang hadir di kediaman H. Tarmadji Boedi Harsono,SE. Mereka meminta Mas Madji maju dalam pemilihan Walikota Madiun. Tahun sebelumnya, tahun 2008, beliau juga diminta menjadi Bakal Calon Bupati Madiun oleh PDIP DPC Kabupaten Madiun. Tapi, menolak dengan halus. Penulis saat itu diminta mengantar dan mendampingi beliau saat hadir di Kantor PDIP DPC Kab. Madiun).Tapi saya sudah tidak mau. Saya tahu apa yang bakal terjadi jika saya jadi bupati atau walikota dan saya gak apa-apa (tidak bisa bekerja optimal, pen).

Yang dicari, dibina, digali dan dipertahankan di SH Terate adalah pendidikan budi luhur. SH Terate kumpulan orang-orang yang taqwa ke Allah. Kalau sekarang banyak warga yang ikut grup itu ini. Kemudian SH Terate dibawa. Ini berbahaya.Saya berpesan jika di SH Terate, jangan bicara politik. Orang SH Terate bisa berpolitik. Harus paham apa itu politik. Tapi tidak boleh membawa organisasi ke politik. Sebab dampaknya, sekarang kita rasakan. Persaudaraan di tubuh SH Terate, memudar. Bukan pecah, bukan. Tapi memudar. Sebab, tidak ada dalam ajaran SH Terate itu mantan saudara. Kalau mantan istri atau mantan suami ada. Mantan pejabat banyak. Tapi mantan saudara tidak ada.

Sebab persaudaraan di SH Terate itu persaudaraan yang utuh. Tidak memandang siapa aku siapa kamu. Apa latar belakangmu dan apa latar belakangku. Tidak terjebak hegomoni keduniawian, seperti harta, benda, martabat. Yang ada di SH Terate adalah jalinan persaudaraan yang saling sayang menyayangi dan bertanggung jawab.

Kanapa seperti itu, sebab pada dasarnya manusia itu sama. Makhluk Tuhan Yang Mahaesa. Dan hanya orang yang dikasihi, orang yang bertaqwa itu yang derajatnya paling tinggi di depan Allah.

Kalau begitu, apakah SH Terate sekarang ini kehilangan jati diri? Tidak! Tapi terkotori. Contoh dalam berpolitik. Kita tidak melarang saudara berpolitik. Tapi tabu, bagi kita untuk membawa- bawa bendera organisasi SH Terate ke kancah politik.

Lambang organisasi kita Bunga Terate. Bunga yang indah. Bunga yang hidup di lumpur, tapi kalis kotoran. Tujuan organisasi kita adalah mendidik manusia berbudi luhur tahu benar dan salah, beriman dan bertaqwa kepada Allah, Tuhan Yang Mahaesa.

(Dalam kesempatan lain Mas Madji menjelaskan, tangkai daun bunga terate jika dilihat sekilas, tampak tidak begitu kokoh, cenderung ramping. Akan tetapi dia bisa bertahan hidup di danau yang luas dan dalam. Bahkan, sekalipun air danau itu pasang, bahkan meluap akibat banjir, bunga terate tidak terseret arus apalagi tenggelam. Dia hanya bergeser dari tempatnya semula.

Kenapa bunga terate bisa bertahan sekokoh itu, meski tangkainya kelihatan ramping? Jawabnya, karena tangkai bunga terate panjang dan lentur. Lebih penting lagi, karena tangkai bunga terate kosong, tidak bermuatan apa pun, kecuali udara.

Mencermati misteri alam yang tersembunyi pada bunga terate, kita bisa mengambil pelajaran, jika eksistensi dan keberadaan diri kita ingin tetap utuh, kokoh dan tidak terseret kemana-mana serta tidak tenggelam dalam arus persaingan global, maka tirulah sifat tangkai bunga terate, yakni panjang wawasan dan kesabaran, bersikap lentur dalam menghadapi perkembangan situasi dan kondisi terkini dan hari esok, dan yang paling penting batin kita tetap kosong, tidak berisi mauatan apa pun, kecuali ridlo terhadap ketetapan dan keputusan, qodlo dan qodar Allah, Tuhan Yang Mahaesa).

SH Terate bukan mutlak paguron. Maka tidak ada guru dan murid. Dulu pendiri SH Terate, Pak Hardjo Utomo itu tidak mau dipanggil guru. Tapi oleh anak didiknya dia dijuluki Ki Hajar. Artinya pendidik. Konteksnya, di SH Terate yang ada adalah kakak dan adik. Karena itu, dalam memberi pelajaran ya, tidak ada pelajaran yang disembunyikan. Semuanya diberikan melalui tahapan-tahapan. Karena kita seperti kakak adik. Bagaimana kakak adik ini bisa menjadikan manusia berbudi luhur.

Kembali ke Jatidiri

Karena itu, sekarang ini tidak ada kata lain bagi SH Terate, kecuali kembali kepada jati diri. Mengapa kembali ke jati diri. Karena kalau saya biarkan kasihan SH Terate. Kembali jati diri kembali ke platform SH Terate dan tujuan serta misi SH Terate sejak didirikan. Yakni, mengumandangkan persaudaraan. Langkahnya adalah mendidik, menciptakan manusia berbudi luhur. Ilmunya mengenal diri sendiri sebaik-baiknya.

Dasar persaudaraan di SH Terate saya ulang lagi, menekankan pada kita bahwa manusia hidup itu pada dasarnya sama. Berdiri sama tinggi duduk sama rendah. Didikan di SH Terate juga begitu. Senamnya sama, jurusnya sama, pasangannya sama. Sambungnya ya sambung persaudaraan. Gak emosi. Tidak ngumbar nafsu.

Sejak didirikan SH Terate ini mengemban persaudaraan, yang berlatar pencak silat. Ilmunya mengenal diri sendiri. Pencaknya menganut aliran Setia Hati (SH). Organisasinya paseduluran dengan lambang bunga terate.

Jumlah jurusnya tertentu (jumlah jurus yang diajarkan pada warga Tingkat I sebanyak 36 jurus , warga Tingkat II sebanyak 15 jurus, Tingkat III satu jurus, senam tertentu (90 senam), sambung tertentu. Tidak ada beda, semuanya di berikan. Soal pinter atau tidak tergantung kemampuan siswa. Bakat tidak. Tapi semua itu tataran lahir. Di dalamnya ada ajaran kerokhanian. Ajaran untuk membersihkan hati. Ajaran yang mengharuskan warga SH Terate bertaqwa kepada Tuhan Yang Mahaesa. Sehinga, Allah mengangkat derajat kita ke derajat tertinggi (maqomah mahmudah).

(Janji Allah dan Rasulullah terhadap orang orang yang bertaqwa tertuang dalam Al-Quran dan Hadits, di antaranya : Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”. (QS. Al-Hujurat : 13)

Wahai sekalian manusia, sesunggunya Tuhan kalian adalah satu, ayahanda kalian adalah satu, ingatlah! tidak ada keutamaan lebih bagi orang arab atas selain mereka, tidak pula bagi non arab atas orang-orang arab, tidak pula yang berkulit merah lebih utama dari yang berkulit hitam tidak pula yang berkulit hitam lebih utama dari yang merah, tak lain yang membuat lebih utama melainkan karena taqwa”. (HR. Imam Ahmad)

Wahai Rasulullah, Siapakah manusia termulia? maka Rasulullah menjawab : “Yang paling bertaqwa” .(HR. Bukhori dalam kitab ahadits al-anbiya’ dan Muslim dalam kitab Al-Fadha’il)

“(Bukankah demikian), sebenarnya siapa yang menepati janji (yang dibuat)nya dan bertakwa, maka sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertakwa. (QS. Ali Imran : 76)

Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa. (QS. Yunus : 62-63)

....dan bertaqwalah kepada Allah, dan ketahuilah sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertaqwa” (QS. Al-Baqarah : 194) Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (syurga), maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah”. (QS. Al-Lail : 5-7)

“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya “. (QS. Ath-Thalaq : 2-3)


______________________ Tulisan ini dikutip dari hasil wawancar penulis Ketua Umum SH Terate Pusat Madiun,Kang Mas KRH. H. Tarmadji Boedi Harsono Adinagoro,S.E, semasih beliau hidup, tanpa editing

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Doa dan Wasiat untuk Warga Baru SH Terate

Sekadar Syarat Bentuk Lahir

Menelaah Mukadimah SH Terate